China Terus Dukung Invasi Rusia, Amerika Lontarkan Ancaman Serius

China Terus Dukung Invasi Rusia, Amerika Lontarkan Ancaman Serius
Pejabat-pejabat AS dan China bertemu selama tujuh jam di Kota Roma untuk membahas dukungan China terhadap Rusia dalam perang Ukraina. (Alexei Druzhinin, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP)

"Kami telah berkomunikasi, dengan sangat jelas, ke Beijing bahwa kami tidak akan berdiam diri," katanya.

"Kami tidak akan mengizinkan negara mana pun untuk memberikan kompensasi kepada Rusia atas kerugiannya [akibat sanksi]," kata Ned Price.

Pada hari Minggu (13/03), waktu setempat, AS mengatakan bahwa Rusia telah meminta peralatan militer Tiongkok untuk membantu "operasi militer khusus".

Rusia membantah telah meminta bantuan militer Tiongkok dan mengatakan kekuatan militer mereka cukup untuk memenuhi semua tujuannya di Ukraina.

Juru bicara kementerian luar negeri Tiongkok, Zhao Lijian, menggambarkan laporan bahwa Rusia mencari peralatan militer dari Tiongkok sebagai "disinformasi" dari pihak AS.

Pejabat Amerika Serikat dan negara-negara lain berusaha menjelaskan kepada Tiongkok bahwa sikap memihak ke Rusia dapat membawa konsekuensi bagi arus perdagangan, pengembangan teknologi baru, dan dapat menyebabkannya terkena sanksi sekunder.

Presiden Tiongkok Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan peningkatan kemitraan strategis "tanpa batas" hanya beberapa minggu sebelum invasi ke Ukraina.

Tiongkok, mitra dagang utama Rusia, telah menolak menyebut tindakan Moskow sebagai invasi.

Amerika Serikat memperingatkan Tiongkok tentang sanksi ekonomi dan isolasi global yang akan dihadapi Beijing jika terus membantu Rusia dalam invasinya ke Ukraina

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News