Choirul Anam, Aktivis HAM yang Hobi Berat Sepeda Onthel
Jadi Pelampiasan bila Pikiran Sumpek
Senin, 18 Juni 2012 – 00:18 WIB
Anam mengatakan, sepeda onthel memiliki eksotisme tersendiri, baik dari fisik sepeda maupun sejarahnya. Selain itu, dia merasa onthel dekat dengan budaya bangsa sendiri dan budaya keluarga. "Eksotismenya juga terletak pada kostum yang dituntut untuk digunakan saat ngonthel," katanya.
Hingga kini, sudah 39 sepeda onthel yang menjadi koleksi Anam sejak pembelian pertama pada 1993. Deretan sepeda keluaran Belanda, Inggris, dan Jerman, seperti Fongres (mulai BB, CCG, HZ, HF, DF), Gazelle, Humber, Simpleks, Rudge, Burco, BSA, Raliegh, Valuas, Triumph, Hercules, Burgers, Gorica, ROVER, dan Sumbeam, memenuhi dua kamar plus satu ruang di dekat ruang tamu rumahnya.
"Untuk merek dan produksi dari negara mana, saya awalnya nggak memiliki orientasi. Apa pun sepedanya, asal bagus dan murah saya beli dan saya koleksi," beber ayahanda N. Radhika Mulya dan Misbach D.P. Malaka itu.
Untuk koleksinya itu, tentu saja Anam harus merogoh kocek cukup dalam. "Banyak sepeda yang saya beli di bawah Rp 1,5 juta walau ada beberapa yang harganya jauh di atas itu," ungkapnya.
Bergelut dengan dunia advokasi HAM sering membuat pikiran tegang. Tapi, Choirul Anam punya obat mujarab untuk mengatasinya: sepeda onthel. NAUFAL
BERITA TERKAIT
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara