Christina Sunardi, Dosen Gamelan di University of Washington, Seattle, AS

Beli Gender dari Klaten, Kangen Makan Soto

Christina Sunardi, Dosen Gamelan di University of Washington, Seattle, AS
Christina Sunardi (dua dari kiri) bersama mahasiswi pemenang Her View Jawa Pos di University of Washington, Seattle, AS. Foto : Candra Wahyudi/Jawa Pos

Dia juga meleburkan diri dalam aneka budaya lokal. Suatu ketika, Christina tampil sebagai salah seorang pendukung dalam perhelatan budaya bantengan yang sangat khas di Malang. Dia juga mempelajari tari kuda lumping. "Hanya sebatas penari, tidak sampai makan kaca," selorohnya.

Christina juga terus mendekatkan diri dengan warga lokal. Salah satunya dengan tampil dalam panggung kesenian saat perayaan Agustusan. Dalam sebuah kesempatan setelah menghibur penonton di panggung, Christina mendapat bayaran Rp 5 ribu. Hal itu membuatnya terkejut. "Sebenarnya saya tidak mau dibayar. Uang itu akhirnya saya simpan," ungkapnya.

Pada 2002, hubungan Christina dengan Indonesia semakin lengkap. Setelah melewati masa pacaran cukup lama, dia akhirnya menikah dengan Sunardi. Sejak itu pula Christina menambahkan kata Sunardi di belakang namanya. Pasangan tersebut kini menetap di Seattle. Hal itu tak lepas dari posisi Christina sebagai dosen di University of Washington di kota tersebut.

Christina kini menyandang status asisten profesor ethnomusicology, bidang studi yang mempelajari musik dari ragam budaya yang berbeda. Terutama dari luar Barat. Selain musik Jawa alias gamelan, di University of Washington juga diajarkan musik dari negara-negara Asia lainnya.

Tidak banyak orang yang mau belajar alat musik Jawa alias gamelan. Lebih-lebih di Negeri Paman Sam. Namun, Christina Sunardi berbeda. Selain lihai

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News