Cicilan Kredit Rumah di Australia Makin Mahal, Bagaimana Nasib Gubernur Bank Sentral?

Cicilan Kredit Rumah di Australia Makin Mahal, Bagaimana Nasib Gubernur Bank Sentral?
Akibat kenaikan suku bunga berkali-kali yang berdampak pada kenaikan cicilan rumah yang sangat tinggi, banyak konsumen mendesak masa jabatan Gubernur Bank Sentral Australia (RBA) Philip Lowe tidak diperpanjang. (ABC News: Nicholas Haggarty)

Jika Treasurer Jim Chalmers memperpanjang masa jabatan Dr Lowe, itu akan menjadi "dukungan atas banyak sekali kegagalan yang terjadi di bawah pengawasannya", tambah Dr Steven Hamilton dari George Washington University.

Dr Hamilton berpendapat kesalahan terbesar oleh Dr Lowe dan dewan RBA adalah keputusan mereka untuk lebih spesifik, dengan menyarankan suku bunga akan tetap rendah hingga 2024.

"Sangat jelas bahwa mereka membuat kesalahan besar dalam menjanjikan secara implisit bahwa suku bunga akan ditahan selama bertahun-tahun," katanya.

RBA juga merupakan salah satu bank sentral besar terakhir yang mulai menaikkan suku bunga, tepat sebelum Bank Sentral Eropa.

Pada saat RBA memulai siklus kenaikan suku bunga, banyak negara, seperti Selandia Baru, Kanada, dan Amerika Serikat, telah menaikkan suku bunga selama beberapa bulan.

"Saya pikir tidak ada keraguan bahwa Philip Lowe harus diganti," kata Dr Hamilton.

Terpaksa menjual rumah 

Di tengah meningkatnya harga beli dan sewa rumah, bahan makanan, listrik, dan lainnya, Amber berpikir untuk menjual salah satu rumahnya.

Bersama suaminya dia memiliki dua hipotek atau cicilan rumah, satu dengan 80 persen suku bunganya tetap, dan pinjaman rumah lainnya hanya dicicil bunganya saja saat ini.

Pemerintah Australia melakukan evaluasi terhadap bank sentral yang sudah berkali-kali menaikkan suku bunga pinjaman antar bank

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News