Cicilan Utang LN RI Bengkak
Tahun Depan Rp 250 Triliun Jatuh Tempo
Jumat, 21 November 2008 – 08:03 WIB
Satu langkah pasti yang semestinya dilakukan adalah melakukan penjaminan penuh (blanket guarantee). Termasuk untuk pinjaman interbank antara bank lokal dan bank asing di luar negeri. Bank besar tanpa penjaminan penuh tak akan mau meminjamkan likuiditasnya ke bank yang lebih kecil.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Depkeu Anggito Abimanyu mengakui, pelemahan nilai tukar rupiah berpengaruh pada membengkaknya beban utang luar negeri. Sebab, pemerintah mengalami rugi kurs dibanding yang diasumsikan dalam APBN Perubahan 2008.
Dia menuturkan, kerugian kurs terjadi dalam tiga bulan terakhir. Dia berharap utang dalam bentuk dolar AS bisa terkompensasi dengan keuntungan kurs yang terjadi pada bulan-bulan sebelumnya. ''Beban dalam utang yen juga diharapkan menurun dengan terkoreksinya mata uang Jepang itu,'' tuturnya di kantor Depkeu, Jakarta, kemarin.
Dalam APBN Perubahan 2008, pembayaran pokok utang dianggarkan Rp 61,2 triliun, sedangkan cicilan bunga Rp 21,7 triliun. Anggaran tersebut menggunakan asumsi kurs Rp 9.100 per USD. ''Dengan semakin menguatnya USD terhadap rupiah yang mencapai Rp 12.000, beban dari segi rupiah menjadi lebih besar,'' ungkap Dirjen Pengelolaan Utang Depkeu Rahmat Waluyanto.
JAKARTA - Tekanan terhadap mata uang rupiah diprediksi terus berlanjut hingga tahun depan. Selain dampak krisis finansial global, pada 2009 permintaan
BERITA TERKAIT
- Sertifikasi Halal Lindungi UMK dari Serbuan Produk Luar Negeri
- Kebijakan Perdagangan Karbon Indonesia di COP 29 Dinilai Bermasalah
- Bea Cukai Parepare Musnahkan Barang Ilegal Senilai Lebih Rp 2,25 Miliar, Terbanyak Rokok
- Anindya Bakrie: Kita Harus Dorong Investasi Asing yang Ciptakan Lapangan Kerja
- AS Optimistis Kembangkan Kerja Sama Ekonomi dengan Pemerintahan Baru
- Tali Qrope dan Selang Spring Hose Jadi Sorotan di INAMARINE 2024