Cicit Perdana Menteri Pertama Australia Setuju Patung Kakek Moyangnya Diturunkan

'Sangat Rasis'
Anne mengatakan sedang mencari buku-buku tentang kakek moyangnya, yang menurutnya merupakan sosok yang 'tak sepatutnya tersembunyi'.
Menurutnya, keputusan untuk menurunkan patung atau memindahkannya tidak berada di tangannya. Namun, tindakan ini tidak akan mengubah kontribusi yang telah dilakukan kakeknya moyangnya bagi Australia.
"Mungkin memang sudah waktunya patung itu dipindahkan ke tempat lain. Saya sangat terbuka untuk itu," kata dia.
Anne mengatakan ia sepenuhnya menghormati mantan Perdana Menteri Sir Edmund Barton, namun tidak mau berpura-pura tak tahu tentang kenyataan bahwa kakek moyangnya terlibat dalam proyek 'yang membunuh dan menghancurkan kehidupan banyak orang'.
"Ia adalah salah satu dari banyak orang yang berusaha melakukan segalanya untuk menegakkan gagasan bahwa Australia adalah negara berdaulat dan tidak ada siapa pun di sini sebelum kedatangan orang kulit putih. Gagasan Terra Nullius," kata dia.

"Tapi, menurut saya, persepsi kita lebih baik sekarang. Kita sangat sadar bahwa tanah ini bukanlah kepunyaan kita," katanya lagi.
"Ia merupakan orang yang hidup di zamannya, dan dia sangat rasis," ujar Anne mengenai kakek moyangnya.
Anne Barton, cicit dari Perdana Menteri pertama Australia, Sir Edmund Barton, mendukung gerakan untuk menurunkan patung kakek moyangnya yang didirikan di atas area pemakaman warga Aborigin
- Hasil Babak Grup Piala Asia U-17 2025: Indonesia dan Uzbekistan Digdaya, Australia Apes
- Kampanye Pemilu di Australia: Jarang Ada Spanduk, Lebih Menjual Kebijakan
- Lady Gaga Bakal Gelar Konser di Australia Akhir Tahun Ini
- Dunia Hari Ini: Tiongkok Akan 'Melawan' Tarif yang Diberlakukan Trump
- Dunia Hari Ini: Serangan Israel Tewaskan 32 Warga Gaza dalam Semalam
- Dunia Hari Ini: Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol Diturunkan dari Jabatannya