CID, Intel Malaysia yang Pamer Keintelannya secara Terbuka
Ciri-Ciri Seragam, Mudah Bedakan dengan Awam
Senin, 18 Maret 2013 – 07:56 WIB
![CID, Intel Malaysia yang Pamer Keintelannya secara Terbuka](https://cloud.jpnn.com/photo/picture/watermark/20130318_080940/080940_756958_bok_intel_sabah.jpg)
Kantor Intel : Restoran Rumpun Selera Lahad Datu yang buka 24 jam menjadi tempat favorit CID atau intel kepolisian Malaysia mencari informasi. Foto : Ridlwan/Jawa Pos
Karena berfungsi sebagai mata dan telinga Polis Diraja Malaysia, anggota CID tentu tidak berkantor di belakang meja. Mereka justru lebih sering di lapangan. Tapi, tempat favorit mereka adalah nongkrong di restoran. "Bisa sehari penuh itu, Bah (sapaan khas Sabah, seperti Mas)," katanya.
Ada tiga restoran utama tempat mangkal para polis perisik di Lahad Datu. Yakni, Restoran Aulia di pusat kota, Restoran Kak Tini di Jalan Teratai, dan Restoran Rumpun Selera di Jalan Sri Perdana. Pernah terlihat seorang intel CID yang sarapan pukul 07.00 di Restoran Kak Tini yang tak beranjak dari kursinya sampai pukul 18.00.
CID mendapat tempat khusus di ruang operasi militer di Felda Sahabat. Saat Menteri Pertahanan Datuk Ahmad Zahid Hamidi berkunjung ke ruang operasi, mereka sering disapa dan berbincang. Penangkapan tali barut (kaki tangan) kelompok gerilyawan Sulu juga dilakukan secara senyap dan efektif oleh CID. Tahu-tahu sudah 97 orang yang dijebloskan ke balik jeruji.
Dalam sidang media (jumpa pers), Kepala Polis Negara Datuk Tan Sri Ismail Omar menolak untuk menjabarkan identitas mereka yang sudah ditangkap. "Itu dapat membahayakan siasatan (strategi) kami," ucapnya.
BUKAN sesuatu yang susah untuk membedakan warga biasa dengan polis perisik atau intel kepolisian Malaysia yang menyamar. Ciri-ciri yang nyaris seragam
BERITA TERKAIT
- Titik Balik Nita Zahro, Single Parent yang Sukses Dirikan 2 Salon Lewat Kursus Kecantikan
- Kisah Inspiratif Ulfatun Nikmah, Anak Tukang Ukir & Lulusan SMK yang Raih Gelar Magister FEB UGM
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock