Cinta Berat Sejarah, Dwi Cahyono Bangun Museum Pribadi di Malang
Ada Gua Pertapaan Ken Arok dan Penjara Jepang di Restoran
Minggu, 21 Oktober 2012 – 00:21 WIB

SEJARAH PAHIT: Dwi Cahyono, di salah satu ruangan Museum Malang Tempo Doeloe yang menggambarkan penjara jaman Jepang tahun 1943. Foto; Doli Siregar/RADAR MALANG
"Ini adalah coretan tangan rencana gaji burgemeester (wali kota) Malang," cerita Dwi sambil tangan kanannya menunjuk dokumen yang dimaksud. Di situ tertulis rencana gaji wali kota Malang adalah 1.250 gulden.
Rencana pembentukan Kota Malang itu tertulis di buku induk yang sudah hampir rusak. Untuk mendapatkan buku tersebut, Dwi berburu selama enam tahun. Perburuan dimulai dengan mencari anak keturunan Raden Patih Soerjo Adiningrat.
"Selama enam tahun saya lacak satu per satu anak keturunan Patih Soerjo. Mulai yang ada di Balikpapan, Samarinda, hingga yang ada di Magelang," ujarnya.
Tidak hanya berburu dokumen yang sulit. Dwi juga butuh waktu 10"15 tahun untuk mengumpulkan foto-foto jadul (zaman dulu) itu. "Untuk mendapatkan foto-foto bupati Malang dari yang pertama sampai yang sekarang, saya butuh waktu 10 tahun," kata dia.
Yang dilakukan Dwi Cahyono, pengusaha Kota Malang, ini tergolong langka. Dia membangun museum pribadi tentang sejarah kota di ujung selatan Jawa
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu