Cinta Berat Sejarah, Dwi Cahyono Bangun Museum Pribadi di Malang
Ada Gua Pertapaan Ken Arok dan Penjara Jepang di Restoran
Minggu, 21 Oktober 2012 – 00:21 WIB

SEJARAH PAHIT: Dwi Cahyono, di salah satu ruangan Museum Malang Tempo Doeloe yang menggambarkan penjara jaman Jepang tahun 1943. Foto; Doli Siregar/RADAR MALANG
Di ruang zaman Jepang lain lagi. Dwi perlu membuat replika penjara yang menakutkan. Penerangan yang temaram menguatkan suasana lawas zaman sebelum kemerdekaan itu.
Ruang paling akhir adalah sejarah yang menggambarkan rapat KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat) pada 25 Februari-5 Maret 1947. Rapat itu diadakan di gedung Concordia Malang (sekarang Sarinah). Di ruang tersebut ada patung Bung Hatta yang sedang memimpin rapat. Juga, ada mesin cetak yang kala itu digunakan untuk mencetak selebaran serta peralatan untuk memutar film. Ada pula telepon portabel yang dipakai selama rapat berlangsung.
"Di sela istirahat rapat, ternyata ada jeda untuk menonton film. Ini peralatannya," ucap Dwi sambil menunjukkan peralatan film kuno tersebut.
Mendapatkan benda-benda langka itu pasti tidak mudah. Selain harus merogoh kocek yang tidak sedikit, Dwi harus mencari bertahun-tahun. "Tapi, semua jerih payah itu rasanya lunas ketika museum ini akhirnya jadi," tandasnya. (*/c10/ari)
Yang dilakukan Dwi Cahyono, pengusaha Kota Malang, ini tergolong langka. Dia membangun museum pribadi tentang sejarah kota di ujung selatan Jawa
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu