Cinta Ditolak, Napi Asimilasi Bertindak Brutal, Bidan Desa dan Adiknya Terkapar Kena Bacok
Saat itu pelaku melempari rumah korban sebanyak empat kali sembari memanggil nama Sari (Oktiana Sari red) memintanya keluar rumah.
”Saat itu Sari keluar dan langsung dibacok pelaku dan mengenai tangannya. Melihat kakaknya dianiaya, adiknya keluar membantu dan adiknya juga dianiaya menggunakan benda tajam dan kepala dan bahunya terluka. Saat ini kedua korban sudah di rumah menjalani rawat jalan,” jelas Jusimani.
Kapolsek Lubuk Batang AKP Ujang Abdul Aziz membenarkan peristiwa tersebut. Menurutnya kasus tersebut sudah dilaporkan korban ke Polres OKU dan ditangani Satreskrim Polres OKU.
”Benar kejadiannya di lubuk Batang, tetapi dilaporkan di Polres OKU, pelakunya napi asimilasi dengan kasus yang sama (penganiayaan red) yang terjadi tahun 2019 lalu,” ujar Ujang.
Menurut Ujang, kejadian tersebut berlatar belakang masalah dendam masalah percintaan.
”Kejadiannya dilatarbelakangi masalah hubungan asmara. Pelaku ini sudah sejak lama menaruh hati terhadap korban. Namun, korban selalu menolak ketika pelaku ini mengungkapkan rasa cintanya,” Ujarnya.
Tahun lalu sebelum dipenjara, pelaku pernah mendatangi korban ke tempat kerjanya di Puskesdes desa Belatung, Kecamatan Lubuk Batang untuk mengungkapkan perasaannya.
Namun korban tetap menolak. pelaku naik pitam dan mengancam akan melukai korban dengan menggunakan senjata tajam jenis pisau, namun aksi itu dihalangi masyarakat sekitar.
Seorang napi asimilasi kasus penganiayaan bernama Enjang Reang alias Enjan, 27, kembali berulah setelah dua pekan menghirup udara bebas.
- Carok di Sampang Dipicu Masalah 2 Kiai, Begini Ceritanya
- Motif Pembacokan di Sampang Berawal dari Kunjungan Calon Bupati, 2 Kiai Cekcok
- Carok Massal di Sampang, Ini Pernyataan Terbaru AKBP Hendro
- Polisi Ungkap Fakta soal Pelaku Carok di Sampang, Kapolri Beri Atensi
- Anggota Reskrim Diserang OTK, Kaki Nyaris Putus
- Cekcok Soal Uang Patungan Beli Sabu-Sabu, SBD Bacok 2 Rekannya, 1 Orang Tangannya Nyaris Putus