Cinta Sejati
Oleh: Dahlan Iskan
.jpeg)
Di hari kedua semuanya baru jelas: ternyata Ramos lewat pintu biasa. Yang tidak dijaga. Tidak pula dikunci. Begitu keterangan resmi polisi setempat.
Dan itulah yang menimbulkan kemarahan. Mengapa tidak ada polisi di situ. Juga bagaimana pintu tersebut tidak dikunci. Padahal sekolah ini punya SOP pengamanan rinci sekali.
Semua sudah diatur: petugas harus selalu siap. Pintu harus selalu terkunci.
Biar pun terpencil –SD ini di dekat perbatasan Amerika-Meksiko, hanya satu jam dengan mobil– punya anggaran khusus keamanan. Besar.
Tahun 2020 lalu USD 450.000 –setara Rp 6 miliar. Naik dari tahun sebelumnya yang USD 250.000. Hanya untuk sistem keamanan sekolah.
Rupanya polisi setempat ingin menutupi kelemahannya itu. Makanya sampai ada berita ''lewat pintu belakang dan sempat berbantah dengan polisi penjaga pintu''.
Kalimat itu sendiri sudah menimbulkan tanda tanya besar.
Anda pun, yang di Indonesia, mempertanyakan kalimat itu: kalau memang sempat berbantah dengan polisi mengapa tidak ditembak saja. Atau, setidaknya, diberi bogem mentah. Toh remaja itu kerempeng. Atau direbut saja senjatanya.
Rupanya polisi setempat ingin menutupi kelemahannya itu. Makanya sampai ada berita ''lewat pintu belakang dan sempat berbantah dengan polisi penjaga pintu''.
- Tanggapi Perang Tarif Trump, Partai Gelora Dorong BPI Danantara Berinvestasi di AS
- Cermin Sikka
- Anggota Satgas Unaya Meninggal Ketika Kawal Demo Mahasiswa
- Sekolah Rakyat
- Gakoptindo Yakin Kebijakan Tarif Trump tak Memengaruhi Harga Kedelai dari AS
- Aipda Robig Penembak Siswa SMK di Semarang Minta Dibebaskan