Cinta Sejati

Oleh: Dahlan Iskan

Cinta Sejati
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Ketika Ramos menatap tajam matanyi, Garcia mundur. Akan menutup pintu kelas. Lalu menguncinya. Namun, Ramos sudah lebih dulu menguasai pintu itu. Sambil terus menatap mata Garcia. Yang diakhiri dengan ucapan "Selamat Malam!" itu. Dan dor itu.

Keterangan itu diberikan oleh saksi mata yang melihat sendiri adegan itu. Dia adalah Miah Cerrillo, siswi umur 11 tahun. Miah juga melihat remaja bersenjata itu menembak guru satunya lagi: Eva Mireles. Mulailah ia menembaki siswa di kelas itu.

Sebagian siswi sempat menyelinap di bawah meja –seperti latihan yang sering mereka jalani. Miah pun sempat sembunyi di balik meja. Dia melihat remaja bersenjata itu pindah ke kelas sebelah. Melakukan hal yang sama.

Miah berpikir cepat. Dia takut Si penembak kembali ke kelasnyi. Maka Miah putuskan untuk pura-pura mati. Dia menggeletakkan tubuh di lantai. Dia usapkan darah temannyi ke seluruh badannyi.

Miah sempat meraih HP guru yang tewas di sebelahnyi. Dia hubungi 911. Dia minta tolong operator: help. Hanya itu. Lalu kembali pura-pura mati. Lama sekali.

Baru itu yang terungkap. Tentu masih akan banyak lagi detik yang ditunggu.

Satu-dua hari lagi akan terungkap bagaimana adegan yang rinci di dalam kelas itu. Apa reaksi para siswa saat melihat guru mereka ditembak. Apa yang dikatakan Ramos berikutnya.

Miah melihat remaja bersenjata itu sembunyi tanpa rinci sembunyi di mana. Mungkin di balik meja juga. Selebihnya masih gelap. Termasuk bagaimana yang 17 siswa yang masih hidup. Apakah mereka juga pura-pura mati seperti Miah.

Rupanya polisi setempat ingin menutupi kelemahannya itu. Makanya sampai ada berita ''lewat pintu belakang dan sempat berbantah dengan polisi penjaga pintu''.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News