Cinta Slamet kepada Nenek Rohaya Bukan Badani
jpnn.com, JAKARTA - Kisah seorang ABG, Slamet yang memberikan mahar Rp 200 ribu kepada Nenek Rohaya mendapat tanggapan Psikolog Forensik Reza Indragiri Amriel.
Menurut pengurus Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), peristiwa tersebut cukup mengejutkan.
Selama ini publik selalu bicara tentang mencegah perkawinan usia dini dengan anak perempuan sebagai subjeknya.
Dalam peristiwa ini ternyata anak laki-laki yang melakukan pernikahan.
Umur si mempelai lelaki memang di bawah ketentuan UU Perkawinan. Namun karena sudah mendapat izin/dispensasi dari negara, maka sah sudah perkawinannya.
"Saya berpikiran positif bahwa ini adalah manifestasi cinta platonis, cinta batiniah. Bukan eros alias cinta badaniah. Perkara ada orang yang bilang ini sebagai contoh Oedipus Complex, gerontosexual, dan sebutan-sebutan miring lainnya, saya jawab : Ah, sudahlah," kata Reza, tadi malam.
Keduanya sudah membuat keputusan. Menurut Reza, lebih baik didoakan dan dukung saja agar kedua mempelai bisa saling menguatkan lahir batin. Ketimbang berzina atau menyentuh dunia prostitusi.
"Senyatanya ini pilihan hidup yang jauh lebih baik dan bertanggung jawab," pungkasnya. (Esy/jpnn)
Kisah seorang ABG, Slamet yang memberikan mahar Rp 200 ribu kepada Nenek Rohaya mendapat tanggapan Psikolog Forensik Reza Indragiri Amriel.
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad
- Pameran Pernikahan Tradisional Kembali Digelar, Para Calon Pengantin Silakan Merapat
- Dwian Wahyu Beri Mahar 25.200 Lembar Saham kepada Calon Istri
- Pasangan Unik, Akad Nikah Berseragam Pramuka
- Nenek Manih Bikin Gigi Palsu sebelum Nikahi Pemuda
- So Sweet...Ini Nih Pernikahan Unik di Bus Pariwisata
- Bule Swedia Rela Jadi Mualaf Demi Si Abang dari Bugis