Ciptakan Budaya Berlalu Lintas sejak Dini Lewat Pendidikan
Di sisi lain, anak-anak di bawah umur yang menjadi pelaku kecelakaan ternyata juga cukup memprihatinkan. Dalam rentang 2010-2015, sedikitnya tercatat 27 ribu anak-anak yang memicu terjadinya kecelakaan di jalan.
Sementara, Arief Rachman, Guru Besar Universitas Negeri Jakarta, mengatakan, pendidikan karakter adalah upaya sadar dan yang disengaja serta terprogram untuk menolong manusia agar mengerti, peduli dan bertindak berdasarkan nilai-nilai dasar etika.
Tujuannya, agar mereka mengetahui apa yang benar baik dan patut serta sangat peduli terhadap apa yang benar dan patut serta percaya dan yakin meskipun dalam keadaan yang tertekan dan dilematis. “Untuk membangun karakter lewat tahapan disiplin, kemartabatan, dan struktur,” ujar dia, di kesempatan yang sama.
Direktur Ditlantas Polda Metro Jaya Kombes Pol Syamsul Bahri menjelaskan, sepanjang 2010-2015 setidaknya 176 ribu anak-anak dibawah umur menjadi korban kecelakaan di jalan raya. Artinya, setiap hari terdapat 85 anak di bawah usia 15 tahun yang jadi korban.
"Melalui seminar pendidikan ini diharapkan terjadi sinergi. Semua pihak bersama-sama dengan pakar pendidikan dan dukungan media, dapat membantu kepolisian menyuarakan tentang save our kids," katanya.
Kombes Pol Budi Widjanarko, Direktur BINMAS Polda Metro Jaya menambahkan, bukan hanya dari sisi keselamatan berlalu lintas, namun juga penting ditanamkan kepada anak-anak sejak dini pengetahuan tentang keamanan. “Baik terhadap diri sendiri maupun menghadapi lingkungan sekitarnya," ujar dia.
Hal senada dilontarkan Rafael Pasaribu, Principal ABODAY Architecture sekaligus Komisaris GLESTRA. Dia menegaskan, education is the best tools untuk mensosialisasikan tentang pentingnya pendidikan keselamatan dan merupakan investasi jangka panjang bagi anak-anak sejak dini.
Martha D Silalahi, Principal JINGGA PR & Media Firm sekaligus Head of Project HUT Lalu Lintas 61th mengatakan, sangat penting sejak dini ditanamkan kepada anak-anak pendidikan tentang keselamatan, etika & sopan santun berlalu lintas serta keamanan. Bukan sekadar teori pendidikan, tetapi juga realita yang terjadi di lapangan.
JAKARTA – Menciptakan budaya berlalu lintas yang baik harus dimulai sejak dini. Pendidikan diharapkan mampu membentuk pribadi yang cerdas
- Pilih Hotel sebagai Fasilitas Kampus, CEO UIPM Beri Penjelasan Begini
- Eramet & KBF Berikan Beasiswa untuk Mahasiswa Indonesia Timur, Ini Harapan Gubernur Sulut
- Sebanyak 96 Mahasiswa Presentasikan Hasil Riset di Knowledge Summit
- Dukung Gerakan Literasi Heka Leka, Anies Baswedan Bicara Potensi Anak-anak Maluku
- Research Week 2024: Apresiasi Kinerja Dosen Untar Hasilkan Karya Ilmiah Berkualitas
- Adaro Donasikan Paket Seragam Sekolah Senilai Rp 2,4 Miliar untuk Anak Kurang Mampu