Ciremai Dieksplorasi, Makelar Tanah Beraksi

Sebab, DBH dibagi-dibagi ke pemeriantah pusat, provinsi dan derah sekitar. “Pengelolan panas bumi dimaksudkan untuk lebih mensejahterakan warga bukan sebaliknya. Dengan demikian isu penjualan gunung tersebut tidak benar sehingga warga tidak usaha resah,” tukasnya.
Terpisah, Wakil Bupati Kuningan, H Acep Purnama MH bertolak belakang dengan Sekda Drs H Yosep Setiawan MSi. Justru sebaliknya, orang kedua di kota kuda itu memberikan keterangan yang senada dengan kicauan Gubernur Jabar Ahmad Heryawan di akun twitter tempo hari.
“Tadi saya sudah perlihatkan kepada para wartawan berita acara persiapan-persiapan lelang, usulan penetapan Wilayah Kerja Pertambangan (WKP) dan lainnya,” ungkap Acep kala dikonfirmasi Radar Cirebon (Grup JPNN).
Hanya saja, lanjut Acep, pihaknya belum menerima surat yang ditandatangani gubernur sebagai bentuk perizinan. Yang Pemkab Kuningan miliki hanya risalah rapat-rapat persiapan pelelangan dan persiapan lainnya.
“Jadi maaf perlu saya koreksi sedikit, Ciremai tidak dijual. Kami berharap tidak memuat pemberitaan yang bernuansa penyesatan,” ucapnya.
Dipertegas lagi oleh Acep, pertambangan panas bumi tersebut belum dilelang. Risalahnya hanya proses lelang. Sedangkan surat keputusan lelang yang perlu diketahui itu belum ada.
“Jadi, kami belum tahu juga kalau pemenangnya Chevron. Kami juga belum tahu persentase bagi hasil yang akan diperoleh Kuningan,” tandasnya. (ags/ded)
KUNINGAN - Belum jelas kapan perusahaan asal Amerika Serikat, Chevron Geothermal Indonesia Ltd membangun pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Pendaki Gunung Ranai Dievakuasi Setelah Terpeleset dan Mengalami Cedera Kaki
- Jasad Korban Banjir di Murung Raya Ditemukan Tersangkut di Dahan Pohon Sawit
- Banjir Rendam Sejumlah Rumah Warga di Kalianda Lampung Selatan, Tak Ada Korban Jiwa
- Kodam I/Bukit Barisan Bantu Warga yang Diduga Diintimidasi Ormas
- Farhan Bimbang Tindak Tegas Kusir Delman yang Getok Tarif Tak Wajar di Bandung
- Harga Emas Perhiasan di Baturaja Tembus Rp 11,3 Juta Per Suku