Citilink Fokus Bisnis Penerbangan Murah
Kamis, 22 Maret 2012 – 12:30 WIB
JAKARTA - Potensi pasar penerbangan Indonesia, khususnya Low Cost Carrier (LLC), sangat besar, baik untuk jangka pendek maupun panjang. Wakil Presiden Citilink, Con Korfiatis mengatakan, meski pada awal kehadirannya LCC harus menerima pandangan yang skeptis, model LCC kini banyak bermunculan dan saling bersaing di dalam bisnis penerbangan. Hal itu pula yang mendasari sejumlah maskapai besar untuk terjun ke bisnis penerbangan LCC. Tak terkecuali PT Garuda Indonesia, yang baru saja melakukan pemisahan unit usahanya (spin off) dengan Citilink. Ada pun latar belakang spin off tersebut adalah adanya peluang dan permintaan market yang cukup besar di tanah air yang membuat Citilink dapat berkembang sendiri sebagai LCC. “Bentuk bisnis LCC modern inilah yang harus digarap secara lebih serius dan intensif sesuai dengan karakter bisnis, nilai-nilai, dan budaya perusahaan yang berbeda dari legacy airline,” papar Con.
Con mengemukakan, ada sejumlah alasan di balik persaingan itu. Pertama, selain kondisi perekonomian cenderung membaik, penduduk Indonesia yang berjumlah sekitar 240 juta merupakan peluang dan potensi yang menjanjikan,” jelasnya. Kedua, ada prediksi sebagian kalangan bahwa dalam kurun waktu dua hingga tiga tahun mendatang akan terjadi peningkatan jumlah penduduk kelas menengah. Hal tersebut tentu saja menjanjikan jumlah penumpang LCC yang lebih besar dan lebih baik bagi industri wisata maupun bisnis.
Baca Juga:
Ketiga, Indonesia secara geografis dipisahkan oleh laut serta dataran tinggi. Kehadiran jasa transportasi udara menjadi amat penting. “Dibandingkan negara lain, Indonesia memberikan masa depan yang lebih menjanjikan bagi dunia penerbangan,” tegasnya.
Baca Juga: