Class Action Mengenai Vagina Implan di Australia
Perempuan yang mengalami prolapse kadang tidak bisa mengontrol ketika melakukan buang air kecil, dan juga nyeri ketika berhubungan seksual.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Senat Australia, mereka yang mengalami masalah dengan pemasangan implan vagina tersebut berkisar antara 3 ribu sampai 30 ribu orang.
Pengacara seniro Shine Rebecca Jancauskas mengatakan klien mereka mengalami 'kesakitan dan komplikasi yang membuat hidup mereka berubah drastis."
"Persidangan ini merupakan awal dari keadilan bagi perempuan Australia." katanya.
"Kami berharap kompensasi yang mereka dapat akan memungkinkan para perempuan ini mendapatkan perawatann di masa depan, guna memperbaiki cedera yang sudah mereka alami."
Seperti sudah pernah dilaporkan ABC sebelumnya, banayak dari perempuan ini mengalami berbagai hal mulai dari hubungan seksual yang menyakitkan sampai kehilangan pekerjaan..
Jancauskas mengatakan banyak kehidupan fisik dan psikologis para perempuan Australia ini berubah drastis menyusul pemasangan implan tersebut.
"Komplikasi yang mereka alami termasuk implan yang masuk ke dalam jaringan dan organ, dan hal seperti perasaan ingin buang air terus menerus, infeksi dan rasa sakit berkepanjangan." kata Jancauskas.
Lebih dari 700 perempuan di Austalia yang mengatakan hidup mereka menderita karena vagina implan yang dibuat oleh Johnson and Johnson mengajukan class action ke Pengadilan Federal.
- Apakah Bentrokan Indonesia dengan Kapal Tiongkok di Laut China Selatan Pertanda Konflik?
- Jenazah WHV Asal Indonesia Belum Dipulangkan, Penyebab Kecelakaan Masih Diselidiki
- Dunia Hari Ini: Ratusan Warga Sudan Meninggal Akibat Serangan Paramiliter
- Prabowo Targetkan Indonesia Swasembada Pangan, Bagaimana Reaksi Australia?
- Dunia Hari Ini: Calon Pengganti Pemimpin Hizbullah Tewas Dibunuh
- Dunia Hari Ini: Respon Inggris Setelah Senator Aborigin Sebut Charles 'Bukan Raja Kami'