Class Action Mengenai Vagina Implan di Australia
Perusahaan menolak gugatan tersebut
Johnson and Johnson telah menjual lebih dari 100 ribu implan, namun mengatakan membantah jumlah mereka yang mengalami masalah.
Dalam pendapat mereka kepada Senat Parlemen Australia, perusahaan tersebut mengatakan penggunaan implan tersebut didukung oleh penelitian ilmiah, dan memang merupakan pilihan utama dalam menangani masalah panggul yang dialami oleh perempuan.
Mereka mengatakan 'tidak bisa memberikan data mengenai jumlah perempuan yang mengalami masalah dengan pemasangan implan, ataupun mereka yang mengalami komplikasi, maupun jumlah yang berusaha agar implan tersebut dicabut lagi, di Australia maupun di tempat lain."
Diharapkkan lebih banyak lagi perempuan akan melapor
ABC sebelumnya sudah melaporkan mengenai banyaknya perempuan yang harus hidup dalam kesakitan setelah mendapatkan implan.
Jan Maessen mengatakan hidupnya hancur setelah dia menjalani apa yang dikatakan dokternya sebagai 'operasi sederhana'.
Ratusan perempuan Australia lainya sudah memberikan laporan mengenai dampak komplikasi serius seperti rasa ingin buang air, sakit kronis, susah berjalan, sakitnya ketika berhubungan seks, dan bahkan perceraian.
Jancauskas mengatakan tidak ada satupun produk implan ini yang ditarik dan beberapa diantaranya masih tersedia di pasaran.
Lebih dari 700 perempuan di Austalia yang mengatakan hidup mereka menderita karena vagina implan yang dibuat oleh Johnson and Johnson mengajukan class action ke Pengadilan Federal.
- Apakah Bentrokan Indonesia dengan Kapal Tiongkok di Laut China Selatan Pertanda Konflik?
- Jenazah WHV Asal Indonesia Belum Dipulangkan, Penyebab Kecelakaan Masih Diselidiki
- Dunia Hari Ini: Ratusan Warga Sudan Meninggal Akibat Serangan Paramiliter
- Prabowo Targetkan Indonesia Swasembada Pangan, Bagaimana Reaksi Australia?
- Dunia Hari Ini: Calon Pengganti Pemimpin Hizbullah Tewas Dibunuh
- Dunia Hari Ini: Respon Inggris Setelah Senator Aborigin Sebut Charles 'Bukan Raja Kami'