Clinton Kunjungi Pusat Revolusi
Kamis, 17 Maret 2011 – 15:43 WIB

Clinton Kunjungi Pusat Revolusi
KAIRO - Kali pertama setelah Hosni Mubarak lengser dari kursi presiden, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Hillary Rodham Clinton berkunjung ke Mesir. Kemarin (16/3), dia sengaja singgah di Tahrir Square yang menjadi saksi bisu revolusi Negeri Piramida tersebut. Hillary menyebut tur singkat itu "sangat menyentuh".
Dikawal ketat pasukan keamanan dan didampingi beberapa pejabat Kedutaan Besar AS di Kairo, mantan ibu negara itu melawat Tahrir Square pada jam sibuk kemarin pagi. "Melihat sendiri lokasi yang menjadi saksi lahirnya revolusi dan dampaknya terhadap dunia, benar-benar membuat saya tersentuh," katanya sebagaimana dilansir Agence France-Presse.
Menurut dia, Tahrir Square akan menjadi tonggak abadi yang mengingatkan dunia terhadap kekuatan manusia dalam memperjuangkan kebebasan, demokrasi dan HAM. "Saya tergetar membayangkan revolusi yang bermula dari sini," ujar Hillary sambil mengelilingi lapangan yang terletak di pusat kota tersebut. Kemarin, belasan warga Mesir yang kebetulan ada di Tahrir Square terlihat menyambut Hillary.
Tapi, sebagian besar warga lainnya malah menjauh. Dengan muka murung, mereka sengaja menghindari Hillary dan rombongannya. Maklum, rezim Mubarak dikenal punya hubungan baik dengan Negeri Paman Sam. Jadi, meski Washington ikut mendesak Mubarak mundur dari jabatannya, sebagian besar publik Mesir tetap menganggap AS berkomplot dengan tokoh 82 tahun itu.
KAIRO - Kali pertama setelah Hosni Mubarak lengser dari kursi presiden, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Hillary Rodham Clinton berkunjung
BERITA TERKAIT
- Rayakan Paskah, Presiden Kolombia Bicara soal Penderitaan Yesus & Rakyat Palestina
- Presiden Iran Masoud Pezeshkian Sebut Israel Pelaku Utama Terorisme Global
- Kereta Gantung Terjatuh di Italia Selatan, 4 Tewas
- Ajak Israel Berunding, Hamas Siap Akhiri Perang di Gaza
- Hamas Tolak Gencatan Senjata, Kini Israel Kuasai 30 Persen Jalur Gaza
- 1.400 Tenaga Medis Tewas Akibat Serangan Israel di Gaza