Coba Berpikir Jernih, Apa Mungkin PDIP Itu PKI?

jpnn.com, BLITAR - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri bersuara lantang untuk mematahkan anggapan yang menyebut partainya sebagai sarang PKI. Putri Proklamator RI Bung Karno itu pun mengajak publik untuk benar-benar berpikir.
Megawati melontarkan hal itu saat meresmikan patung Bung Karno di Kota Blitar, Jawa Timur, Selasa (6/6). Presiden RI Kelima itu mulanya bercerita tentang upaya desoekarnoisasi.
Menurut Megawati, ayahnya tidak hanya dipaksa lengser dari kursi kepresidenan melalui peristiwa kelam. Sebab, Bung Karno juga terus disudutkan. “Bung Karno disebut komunis,” katanya mengenang.
Bahkan, Bung Karno dituding hendak mengambil alih pemerintahan yang sah. Padahal, kala itu Bung Karno pula yang memimpin pemerintahan di Indonesia.
“Loh, pemerintahan yang sah itu ya Bung Karno. Lucu kalau pemerintah yang sah disebut ingin merebut kendali pemerintahan,” sambungnya.
Sedangkan kini, sambung Megawati, PDIP dituding sebagai sarang komunis. Tentu saja politikus yang menjadi ketua umum partai terlama di Indonesia itu berang.
“PDI Perjuangan disebut juga PKI-lah. Mereka ini ngerti tidak urusan partai?” ujar Megawati dengan nada suara meninggi.
Politikus kelahiran Yogyakarta itu menegaskan, anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) PDIP sudah sangat jelas mencantumkan Pancasila sebagai ideologinya. Karenanya, Megawati pun meminta rakyat bisa berpikir jernih.
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri bersuara lantang untuk mematahkan anggapan yang menyebut partainya sebagai sarang PKI. Putri Proklamator
- Kongres PDIP Bakal Diisi Acara Pengukuhan Megawati Sebagai Ketua Umum
- Guntur Romli PDIP Heran Putusan Gugatan Tia Rahmania Baru Ramai Sekarang: Ini Ada Apa?
- Menang Gugatan atas PDIP, Tia Rahmania: Saya Bersyukur karena Terkait Nama Baik
- Bersaksi di Persidangan, Wahyu Mengaku Tak Punya Bukti Terima Uang dari Hasto
- Terungkap di Sidang, Saksi Tak Tahu Hasto Menyuap dan Merintangi Penyidikan
- Hasto Kristiyanto Merasa Jadi Korban Pemerasan dalam Sidang PAW Harun Masiku