Coba Kalikan! Berapa Uang Pengusaha dari Kantong Plastik Berbayar
jpnn.com - JAKARTA - Kebijakan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, terkait kantong plastik berbayar tidak semuanya diterima konsumen dengan senang hati. Banyak juga konsumen yang keberatan dan menilai kebijakan itu hanya pencitraan semata.
"Kantong plastik berbayar malah menguntungkan pengusaha dan tidak berpihak ke masyarakat. Harusnya pemerintah tidak membebani masyarakat dengan membayar kantong belanjaan. Kantong belanjaan itukan masuk biaya operasional pengusaha ritel," tutur Dwi Setiawan, salah seorang konsumen, Minggu (28/2).
Pengacara muda ini menambahkan, bila pemerintah ingin mengurangi sampah plastik, harusnya pengusaha yang diminta menyediakan kantong belanjaan hasil daur ulang. Dengan menarik dana Rp 200 per kantong, pengusaha bisa mendapatkan keuntungan.
"Coba dikalikan saja berapa duit yang diperoleh pengusaha dari uang kantong plastik. Pemerintah harus jelas aturannya, penarikan duit Rp 200 itu untuk siapa," sergahnya.
Senada itu Arini, karyawati salah satu bank swasta menyatakan, pemerintah mestinya mengurusi bagaimana mencegah kebakaran hutan bila kemarau datang dan bukan mengurus masalah ecek-ecek.
"Jangan suka membebani masyarakat dengan aturan yang aneh-aneh. Rakyat sekarang sudah susah, jangan ditambah susah lagi. Lagipula, kewajiban pengusaha menyediakan kantong belanjaan bagi konsumen, bukannya dibalik," ketusnya. (esy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Gerakan Guna Ulang Jakarta, Edukasi Mengurangi Pemakaian Plastik Sekali Pakai
- Fasilitas Makin Lengkap, Triboon Hub Tambah 2 Resto Baru di Jakarta
- Durasi Pemadaman Lampu Program Earth Hour Terlalu Singkat
- Di Tengah Sosialisasi Tupoksi kepada Warga, MKD DPR RI Singgung Pelat Nomor Khusus
- Tjahjo Kumolo Meninggal Dunia, Warga Bekasi Diminta Kibarkan Bendera Setengah Tiang
- Anies Bangun Kampung Gembira Gembrong dengan Dana Rp 7,8 Miliar dari Infak Salat Id di JIS