Coles, Salah Satu Jaringan Supermarket di Australia Digugat Oleh Ribuan Mantan Pegawainya

Coles, Salah Satu Jaringan Supermarket di Australia Digugat Oleh Ribuan Mantan Pegawainya
 Mantan manajer toko di jaringan supermarket Coles Erika McDonald dan Daragh Whelan mengalami gangguan mental karena kerja berlebihan. (ABC NEWS: Robert Koenigluck and Andrew Altree-Williams)

Coles menghadapi gugatan dengan tuduhan upah rendah

Erika Macdonald merupakan salah satu pegawai Coles yang mengajukan gugatan class action dan menggugat jaringan supermarket terbesar kedua di Australia itu membayar kekurangan upah para manajernya sekitar A$300 juta (lebih dari Rp 3 triliun).

Erika berharap kasus ini akan menguak banyak kasus lain di mana staf dibayar dengan upah rendah dan bekerja terlalu berat di sektor ritel.

"Ini harus diubah. Mementingkan keuntungan dengan mengorbankan pekerja," katanya.

Selain class action dari mantan staff, Coles juga menghadapi gugatan hukum dari Fair Work Ombudsman (FWO) mengenai kasus teRp isah mengenai kurangnya pembayaran terhadap para manajer antara tahun 2017-2020 yang nilainya diperkirakan lebih dari A$100 juta (Rp 1 triliun).

Dalam pernyataan minggu lalu setelah FWO mengajukan gugatan hukum, Coles mengatakan bahwa mereka sedang mengkaji apa yang terjadi, dan kalau memang diperlukan perundingan mengenai hal tersebut, mereka akan mengumumkannya kepada publik.

Bulan Februari lalu Coles mengakui adanya kekurangan pembayaran sekitar A$20 juta (Rp 200 miliar) terhadap sekitar 1 persen dari keseluruhan staf.

Dalam pernyataannya yang terbaru, Coles meminta maaf atas kejadian tersebut dan sudah menyediakan dana A$23 juta untuk pembayaran kompensasi.

Tetapi pengacara dari kantor Adero Law Rory Markham yang menangani kasus class action mengatakan estimasi Coles mengenai bayaran yang belum diterima mantan pegawainya sangat jauh berbeda dari kenyataan.

Salah satu jaringan supermarket terbesar di Australia Coles menghadapi gugatan class action dari sekitar 2.200 karyawan yang merasa mendapat bayaran kurang tetapi bekerja terlalu banyak.

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News