Come on Murray!
Minggu, 30 Januari 2011 – 20:10 WIB
Karena itu, tak berlebihan jika Djokovic mengatakan gaya permainannya cocok dengan permukaan lapangan Rod Laver Arena yang memakai plexicushion. Berbeda dengan permukaan lapangan keras lainnya, plexicushion mematulkan bola lebih lambat.
"Itu memberi saya cukup waktu untuk memiliki beberapa pilihan, apa yang ingin saya lakukan, melakukan spin atau memukulnya dengan keras. Saya butuh sedikit waktu untuk mendapatkan ritme, permukaan yang lebih lambat lebih cocok dengan gaya saya. Ini lapangan yang hebat," tegas Djokovic.
Dengan modal tersebut, Djokovic berharap bisa mengalahkan Murray yang juga teman dekat baginya sejak masih junior. Di final ini, Murray menanggung beban besar dari negaranya untuk segera mengakhiri paceklik gelar grand slam yang sudah berdurasi 75 tahun.
Tahun lalu, Murray melepaskan peluang yang sama. Dia menyerah pada Federer dalam tiga set di partai puncak. Hal itu menjadi pengalaman berharga baginya untuk melakoni final ketiga di grand slam dalam karirnya.
MELBOURNE - Final Australia Terbuka 2011 memberikan wajah baru pada persaingan tunggal putra tenis dunia. Untuk kali pertama dalam tuga tahun terakhir,
BERITA TERKAIT
- Gol Telat Bahrain Buyarkan Kemenangan Timnas Indonesia
- Wuhan Open 2024: Aldila Sutjiadi Pulangkan Juara Grand Slam
- Bahrain vs Indonesia: Dilmun Warriors Minta Bantuan Pemain ke-12
- Ada Pesan dari Gelandang AC Milan untuk Timnas Indonesia
- Menpora Dito Optimistis Timnas Indonesia Meraih Poin Melawan Bahrain
- Luhut Binsar Resmikan Pusat Pelatihan Atletik Nasional, Ini Pesannya