Coming Home
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
Kemudian Inggris menghadapi perang lagi melawan Jerman Hitler pada 1940an.
Ketika perang sudah selesai, Inggris juga tidak punya teman sejati di Eropa karena Inggris merasa beda.
Secara politik Inggris lebih nyaman untuk bersahabat dengan Amerika Serikat yang dipisahkan oleh Samudera Atlantik.
Inggris juga merasa lebih asyik berhubungan dengan Australia, bekas koloninya yang berada di Asia-Pasifik.
Inggris merasa nyaman berhubungan dengan Australia dan Amerika yang sama-sama berbahasa Inggris dan sama-sama mempunyai sistem politik dan ekonomi yang liberal.
Inggris selalu tidak nyaman berhubungan dengan teman-temannya di Eropa karena rata-rata mempunyai sistem politik yang lebih cenderung ke arah sosialis-demokrat, dan tidak menggunakan bahasa Inggris sebagai nasional.
Inggris juga menjadi negara pertama yang keluar dari Uni Eropa pada 2016 melalui referendum yang dikenal sebagai Brexit atau Britain Exit alias Inggris keluar.
Gerakan Brexit membuat cita-cita persatuan Eropa berantakan lagi, dan Inggris dianggap sebagai biang keroknya.
Prestasi internasional Inggris tidak pernah benar-benar mampu membawa sepak bola kembali ke rumahnya.
- Demi Anak-Anak, Inggris Bakal Larang Vape Sekali Pakai Tahun Depan
- Inikah Isyarat Liam Gallagher soal Album baru Oasis?
- Dampak Kerusuhan, Inggris Bakal Perketat Sensor Konten Media Sosial
- Warga Inggris Ditangkap Polisi Gegara Meneror Sopir Bus Muslim
- Muak dengan Kerusuhan, Mayoritas Warga Inggris Dukung Pengerahan Tentara
- Blackpool Pinjam Elkan Baggot dari Ipswich Town