Corcoran G20

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Corcoran G20
Presiden Jokowi dalam pidatonya saat sesi ketiga Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang digelar di Hotel Apurva Kempinski, Kabupaten Badung, Provinsi Bali, Rabu (16/11). Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden

Dalam snapgramnya itu Darryl mempertanyakan mengapa ruang demokrasi masyarakat--terutama mahasiswa melalui diskusi akademik--itu harus dibatasi karena G20.

Darryl mempertanyakan, mengapa ada upaya represif dari aparat dengan menangkap beberapa mahasiswa yang melakukan protes terhadap masalah lingkungan dalam bentuk kerusakan ekosistem. 

Terlepas apakah kawan-kawannya mendukung atau menolak, Darryl menggugat bagaimana nasib kehidupan demokrasi yang dimiliki mahasiswa.

Apa yang dia sampaikan di dalam story itu adalah upaya untuk memantik diskusi. 

Dia pun selalu menyematkan tanda tanya questions box.

Dia mengatakan tidak ada niat memprovokasi, dia hanya mempertanyakan apakah diskusi sebagai bagian dari hak demokrasi sudah dilarang.

Dia membantah tuduhan yang menyebut dirinya sebagai salah satu orang yang memprovokasi penolakan KTT G20.

Darryl terkejut oleh serangan berbagai akun terhadap dirinya.

Membanggakan pelaksanaan G20 adalah hal yang wajar. Akan tetapi, glorifikasi yang berlebihan pada saat kondisi sedang suram bisa menyesatkan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News