Corona di Iran Kembali Mengganas setelah Kegiatan Publik Berjalan Lagi, Ini Penyebabnya
Gelombang baru Covid-19 telah memengaruhi sebagian besar wilayah selatan Iran, khususnya Provinsi Khuzestan.
Khuzestan, yang terletak di perbatasan barat daya Iran dengan Irak, dikategorikan sebagai "zona merah" karena risiko penyebaran virus yang tinggi.
Tercatat pula lonjakan kasus baru di Provinsi Sistan-Baluchistan yang berbatasan dengan Pakistan dan Afghanistan serta Provinsi Hormozgan yang berbatasan dengan Oman dan Uni Emirat Arab (UEA).
Kementerian Kesehatan Iran menyoroti, sebagian besar orang menggunakan layanan transportasi publik tanpa memakai masker.
Namun, kementerian tampaknya tak mendapat dukungan yang cukup dari pemerintah, karena pemerintah terus mengambil langkah-langkah untuk melonggarkan pembatasan.
Pekan lalu, Kepala Pusat Penanganan Covid-19 di Teheran Alireza Zali menyatakan dia optimistis pandemi itu berhasil "diberantas" di Iran, karena lebih dari 88 persen pasien sudah sembuh.
Kemudian, Presiden Iran Hassan Rouhani pun mengumumkan rencana baru untuk membuka kembali kantor, tempat ibadah, dan restoran.
Sekitar 40.000 masjid di seluruh negeri dibuka kembali, di samping situs-situs suci Qom, Mashhad, dan Teheran.
Ada tanda-tanda gelombang kedua pandemi corona di Iran setelah ada pelonggaran pembatasan dan pelanggaran protokol kesehatan seperti ini.
- AHF Indonesia Dorong Peran Asia dalam WHO Pandemic Agreement
- Pemimpin Iran: Serangan Israel Tak Bisa Dianggap Remeh
- Israel Siapkan Serangan Besar terhadap Republik Islam Iran, Amerika Ikut Dilibatkan
- Kamala Harris Jadi Presiden AS, Republik Islam Iran Jangan Berharap Punya Senjata Nuklir
- Iran Bersumpah Hancurkan Israel Bila Diserang
- Menakar Potensi Skenario Tiji Tibeh di Timur Tengah