Cosmas Hendrikus Riberu; Dari Petinju Jadi Kartunis
Sempat Frustrasi ketika Harus Ganti Profesi
Selasa, 20 Maret 2012 – 00:20 WIB

Cosmas Hendrikus Riberu menunjukkan salah satu hasil karyanya. Foto : Thomas Aquino/Jawa Pos Foto :
Kehebatan Cece di ring tinju harus berakhir saat dia berada di puncak. Kala itu Cece bertanding di final Wali Kota Cup Semarang 1984. "Lawan saya adalah Muhar Sutan," katanya.
Saat jual beli pukulan, tiba-tiba tangan kiri Cece mengeluarkan bunyi kreekkk. Dia meringis kesakitan dan ternyata tulang tempurung tangan kirinya patah. Cece tidak menyerah. Tapi, dia kalah angka.
Cedera itu lumayan parah. Tangan kiri Cece tidak bisa kembali seperti semula. Dia pun pasrah dan mengurungkan cita-citanya untuk menjadi jawara dunia. "Saya sempat stres dan frustrasi. Tapi, saya anggap itu adalah jalan Tuhan. Tuhan menyetop dan saya harus berpindah (profesi lain)," tutur Cece.
Cece yang saat itu baru lulus SMP mencari sekolah yang santai. Dia memilih sekolah kesenian di Bali. Dia belajar menggambar. Awalnya Cece sama sekali tidak berminat. Tapi, lama-kelamaan kemampuan menggambar Cece terasah. Dia sempat menjadi kartunis di harian Bali Post dan mengikuti pameran
Apa hubungan tinju dengan kartun? Jawabannya ada pada diri Cosmas Hendrikus Riberu. Dari seorang petarung di ring, dia kini menjadi seniman kartun
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu