Cosmas Hendrikus Riberu; Dari Petinju Jadi Kartunis

Sempat Frustrasi ketika Harus Ganti Profesi

Cosmas Hendrikus Riberu; Dari Petinju Jadi Kartunis
Cosmas Hendrikus Riberu menunjukkan salah satu hasil karyanya. Foto : Thomas Aquino/Jawa Pos Foto :
 

Kehebatan Cece di ring tinju harus berakhir saat dia berada di puncak. Kala itu Cece bertanding di final Wali Kota Cup Semarang 1984. "Lawan saya adalah Muhar Sutan," katanya.

 

Saat jual beli pukulan, tiba-tiba tangan kiri Cece mengeluarkan bunyi  kreekkk. Dia meringis kesakitan dan ternyata tulang tempurung tangan kirinya patah. Cece tidak menyerah. Tapi, dia kalah angka.

 

Cedera itu lumayan parah. Tangan kiri Cece tidak bisa kembali seperti semula. Dia pun pasrah dan mengurungkan cita-citanya untuk menjadi jawara dunia. "Saya sempat stres dan frustrasi. Tapi, saya anggap itu adalah jalan Tuhan. Tuhan menyetop dan saya harus berpindah (profesi lain)," tutur Cece.

 

Cece yang saat itu baru lulus SMP mencari sekolah yang santai. Dia memilih sekolah kesenian di Bali. Dia belajar menggambar. Awalnya Cece sama sekali tidak berminat. Tapi, lama-kelamaan kemampuan menggambar Cece terasah. Dia sempat menjadi kartunis di harian Bali Post dan mengikuti pameran

Apa hubungan tinju dengan kartun? Jawabannya ada pada diri Cosmas Hendrikus Riberu. Dari seorang petarung di ring, dia kini menjadi seniman kartun

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News