COVID-19 di Amerika Serikat Lebih Mematikan ketimbang Teror 9/11
Kebanyakan orang di Amerika akan mengatakan jika 11 September 2001 adalah salah satu hari yang paling kelam dalam kehidupan mereka..
Peristiwa hancurnya dua gedung pencakar langit di New York menjadi sejarah yang paling mematikan di zaman modern dengan korban meninggal sebanyak hampir 2.977 orang.
Sekarang, korban yang meninggal akibat pandemi COVID-19 telah mengalahkan angka tersebut, dengan lebih dari 3.000 orang meninggal, Rabu kemarin, menurut data yang dikumpulkan oleh Johns Hopkins University.
Ada kemungkinan korban meninggal akibat COVID-19 akan menjadi tolak ukur baru saat memperhitungkan korban tragedi kemanusiaan di masa depan.
Photo: Naeha Quasba kehilangan ayahnya karena virus corona dan tanpa sempat mengucapkan kata perpisahan. (Supplied: Naeha Quasba )
Keluarga Naeha Quasba termasuk diantara jutaan warga Amerika Serikat yang kehidupannya akan berubah selamanya akibat virus corona yang telah menyebabkan hampir 280.000 orang meninggal di Amerika Serikat.
"Ayah saya harus diisolasi saat itu dan kami tidak bisa melihatnya, sampai hari ini saya masih masih kepikiran," kata Naeha.
"Saya merasa setengah dari kesedihan saya adalah karena tidak bisa bersamanya selama waktu [isolasi] itu.
Kebanyakan orang di Amerika akan mengatakan jika 11 September 2001 adalah salah satu hari yang paling kelam dalam kehidupan mereka
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer