Covid-19 di Indonesia: Di Kota Lebih Ngeri dari Desa

Covid-19 di Indonesia: Di Kota Lebih Ngeri dari Desa
Tim Pakar Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Dewi Nur Aisyah. Foto: KOMBEN BNPB/Dume Sinaga

"Artinya apa? Jumlah kota kurang lebih 1/5 dari jumlah kabupaten/kota di Indonesia," kata Dewi.

Dia menyebutkan, kepadatan penduduk menjadi penyebab tingginya kasus Covid-19 di perkotaan. Sementara itu, area kabupaten tidak memiliki kepadatan seperti perkotaan.

Selain itu, ujar dia, aktivitas masyarakat perkotaan lebih tinggi daripada kabupaten.

Kemudian tempat yang memancing masyarakat berkumpul, lebih banyak ditemukan di perkotaan.

"Mal lebih banyak. Ada kegiatan olahrava. Kegiatan berkumpul orang itu risiko tingginya kelihatan ada aktivitasnya di perkotaan," beber dia.

Lebih lanjut, data Satgas Penanganan Covid-19 memperlihatkan kasus aktif di perkotaan sebanyak 27 persen.

Angka itu lebih tinggi daripada milik kabupaten dengan 23 persen.

Sementara itu, jumlah kasus meninggal di perkotaan sebesar 4,54 persen. Sementara kabupaten lebih rendah dengan 4,4 persen.

Menurut Bu Dewi, penyumbang angka tertinggi kasus Covid-19 di Indonesia berasal dari perkotaan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News