COVID-19 Masih Mengerikan, Australia Perpanjang Penutupan Perbatasan
Fase sebelumnya, yaitu fase 1a yang berjalan saat ini diberikan untuk tenaga medis dan pekerja garis depan lainnya, serta warga lanjut usia.
Menurut BCA, begitu fase 1b dimulai, sebaiknya perbatasan Australia dibuka secara permanen dan seluruh pembatasan kapasitas tempat kerja dicabut.
Sejalan dengan vaksinasi fase 2a untuk warga berusia di atas 50 tahun, BCA menyarankan untuk menerima kembali kedatangan internasional untuk kelompok utama seperti mahasiswa internasional dengan tetap mempertahankan karantina hotel.
Photo: Ketua Business Council of Australia Jennifer Westacortt menyarankan pembukaan perbatasan internasional Australia dibuka kembali. (One Plus One)
Ketua BCA Jennifer Westacott kepada pers mendorong pemerintah untuk mengubah sistem pelaporan COVID-19 dari jumlah kasus menjadi jumlah orang yang telah divaksinasi.
"Sektor-sektor seperti pariwisata yang mengalami pengurangan lapangan kerja hingga setengahnya, akan terus menderita selama perbatasan internasional ditutup," ujar Jennifer.
Menurut perhitungan BCA, pembukaan kembali perbatasan akan menghindarkan Australia dari kerugian ekonomi AU$170 miliar seperti yang telah terjadi.
Laporan BCA bertajuk Shifting gear: three steps to safely, quickly and permanently reopen Australia in 2021 disusun dari hasil penelitian lembaga Accenture.
Pemerintah Australia mengumumkan akan tetap menutup perbatasan internasional hingga 17 Juni mendatang, sementara kalangan pengusaha mendesak pembukaan kembali karena vaksinasi COVID-19 sudah berjalan
- Siapa Saja Bali Nine, yang Akan Dipindahkan ke penjara Australia?
- Dunia Hari Ini: Menang Pilpres, Donald Trump Lolos dari Jerat Hukum
- Dunia Hari Ini: Kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan Sepakat Gencatan Senjata
- Tampil Cantik di Premiere Wicked Australia, Marion Jola Dapat Wejangan dari Ariana Grande dan Cynthia Erivo
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu