COVID-19 Meruntuhkan Kebanggaan Australia terhadap Keragaman Budayanya
Wajah keberagaman budaya Australia dengan warganya kebanyakan berasal dari imigran, migran dan pelajar internasional, akan berubah besar setelah pandemi COVID-19.
- Australia masih menutup perbatasan internasional karena adanya pandemi COVID-19
- Kedatangan mahasiswa internasional turun dari 200 ribu menjadi 350
- Muncul kekhawatiran akan dampak panjang karena penutupan ini
Dalam hampir setahun terakhir, pandemi telah membuat pergerakan manusia sangat terbatas dan masih belum diketahui kapan Australia akan menutup perbatasannya.
Menurut data Biro Statistik Australia (ABS), hanya 350 mahasiswa internasional yang tiba di Australia antara bulan April-Agustus tahun 2020.
Dibandingkan periode yang sama tahun lalu, jumlah kedatangan mahasiswa internasional mencapai 200 ribu orang.
Menurut Profesor Amanda Davies, Dekan Jurusan Ilmu Sosial University of Western Australia (UWA) di Perth, penurunan ini akan memberikan dampak panjang.
Photo: Professor Amanda Davies adalah Dekan Jurusan Ilmu Sosial University of Western Australia di Perth. (ABC News: Herlyn Kaur)
"Kita akan tetap akan menarik banyak pekerja trampil ke Australia, namun jumlah mahasiswa internasional dan migrasi akan terganggu, dan tidak jelas apakah nanti bisa kembali seperti sebelumnya," katanya.
Wajah keberagaman budaya Australia dengan warganya kebanyakan berasal dari imigran, migran dan pelajar internasional, akan berubah besar setelah pandemi COVID-19
- Jumlah Penularan Kasus HMPV Terus Bertambah di Tiongkok, Virus Apa Ini?
- Dunia Hari Ini: Facebook dan Instagram Akan Berhenti Menggunakan Mesin Pengecek Fakta
- Dunia Hari Ini: PM Kanada Justin Trudeau Mundur karena Popularitasnya Menurun
- Kasus Virus HMPV Ditemukan di Indonesia, Ada yang Anak-anak
- Program Makan Bergizi Gratis Diharapkan Menyasar Anak Indonesia di Pedalaman
- Dunia Hari Ini: Etihad Batal Lepas Landas di Melbourne karena Gangguan Teknis