COVID-19 Meruntuhkan Kebanggaan Australia terhadap Keragaman Budayanya

Bagi banyak warga pendatang di Australia, makanan adalah faktor utama yang menghubungkan mereka dengan tanah asal dan budaya.
Ararat Kebabs di Broadway Fair Shopping Centre di Nedlands sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari bagi mahasiswa University of Western Australia (UWA) di Perth.
Pemilik Ararat Kebabs, Bilal Argalioglu, mengatakan berkurangnya mahasiswa internasional merupakan kehilangan besar bagi masyarakat di sini.
"Menyedihkan karena mahasiswa internasional menjadi bagian besar dari Pusat Perbelanjaan Broadway [Fair] Shopping Centre ketika mereka di sini," kata Bilal.

"Mereka merasa jadi penduduk lokal, karena di sini mereka tinggal dan menetap, mereka harus menghidupi diri."
"Melihat adanya penurunan memang mengecewakan. Bisnis kami perlahan-lahan terus melesu."
Kehidupan budaya di kampus juga berubah
Ketika mahasiswa asal Singapura, Viknash VM dan teman-temannya rindu dengan masakan rumah, kadang mereka mendatangi tempat-tempat makanan yang menjual berbagai masakan dari manca negara.
Wajah keberagaman budaya Australia dengan warganya kebanyakan berasal dari imigran, migran dan pelajar internasional, akan berubah besar setelah pandemi COVID-19
- Dunia Hari Ini: Gempa Bumi Berkekuatan 6,2SR Mengguncang Turkiye, 150 Warga Luka-luka
- Tentang Hari Anzac, Peringatan Perjuangan Pasukan Militer Australia
- Dunia Hari Ini: Vatikan Umumkan Tanggal Pemakaman Paus
- 'Nangis Senangis-nangisnya': Pengalaman Bernyanyi di Depan Paus Fransiskus
- Perjalanan Jorge Mario Bergoglio Menjadi Paus Fransiskus
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun