COVID-19 Meruntuhkan Kebanggaan Australia terhadap Keragaman Budayanya

"Budaya berbeda menjadi satu lewat makanan dan itulah salah satu aspek yang kami rindukan dan yang juga dirasakan oleh banyak mahasiswa di sini," katanya.

Kehidupan bagi mahasiswa internasional, seperti juga banyak warga lain, sangat berbeda tahun ini.
Viknash mengatakan para mahasiswa harus membuat keputusan yang susah apakah harus tetap tinggal di Australia atau kembali ke negeri masing-masing dan mengikuti kuliah online.
Bagi yang tetap di sini, mereka tidak bisa kembali ke negeri asal selama musim liburan.
"Saya kira ini adalah masa paling lama saya pergi dari rumah, karena akan menjadi sekitar setahun sejak saya meninggalkan rumah terakhir kali," katanya.

"Jadi ini yang pertama bagi saya dan saya yakin juga paling lama bagi banyak mahasiswa lain, karena banyak yang biasanya pulang kalau ada liburan."
Wajah keberagaman budaya Australia dengan warganya kebanyakan berasal dari imigran, migran dan pelajar internasional, akan berubah besar setelah pandemi COVID-19
- Dunia Hari Ini: Gempa Bumi Berkekuatan 6,2SR Mengguncang Turkiye, 150 Warga Luka-luka
- Tentang Hari Anzac, Peringatan Perjuangan Pasukan Militer Australia
- Dunia Hari Ini: Vatikan Umumkan Tanggal Pemakaman Paus
- 'Nangis Senangis-nangisnya': Pengalaman Bernyanyi di Depan Paus Fransiskus
- Perjalanan Jorge Mario Bergoglio Menjadi Paus Fransiskus
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun