COVID-19 Tak Kunjung Sirna, Israel Berlakukan Lockdown Ketiga
jpnn.com, YERUSALEM - Israel memasuki masa karantina wilayah (lockdown) nasional ketiga pada Minggu (27/12), di tengah upaya vaksinasi negara tersebut demi mengekang kemunculan kembali gelombang infeksi COVID-19.
Pembatasan itu akan berlangsung setidaknya dua pekan, sembari menunggu keputusan akhir oleh kabinet penanggulangan virus corona.
Mulai pukul 17.00 waktu setempat (pukul 22.00 WIB), seluruh masyarakat diwajibkan untuk tetap berada dalam radius 1.000 meter dari rumah mereka, kecuali untuk pergi ke tempat kerja yang dikategorikan "esensial", mencari perawatan medis, menghadiri proses hukum, dan berolahraga.
Sementara itu, restoran dan toko ditutup, kecuali untuk layanan pengiriman.
Berbeda dengan dua lockdown sebelumnya, taman kanak-kanak, sekolah untuk anak di bawah usia enam tahun, dan sekolah menengah untuk kelas 11 dan 12 akan tetap dibuka selama masa lockdown kali ini.
Kementerian Keuangan Israel dalam sebuah pernyataan pekan lalu memperkirakan bahwa penerapan kembali lockdownakan merugikan perekonomian negara tersebut sekitar 3 miliar shekel baru sepekan.
Sehari sebelumnya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan dirinya optimistis upaya vaksinasi negara itu akan membantu mengalahkan pandemi, seiring Israel memasuki pekan kedua program vaksinasi COVID-19.
Namun, untuk tahap saat ini, hanya orang tua, orang yang berisiko tinggi, dan tim medis saja yang menerima vaksin.
Israel memasuki masa karantina wilayah (lockdown) nasional ketiga pada Minggu (27/12) demi mengekang kemunculan kembali gelombang infeksi COVID-19.
- Kualifikasi Piala Dunia 2026: Erling Haaland cs Menolak Tanding Lawan Israel
- Kunjungi Markas PBB, Fraksi PKS DPR Perjuangkan Nasib Anak-Anak Gaza Korban Agresi Israel
- 26 Kontainer Bantuan Kemanusiaan RI untuk Palestina Tertahan di Rafah
- Beginilah Cara Iran Merekrut Warga Israel Jadi Mata-Matanya
- Usut Kasus Pengadaan APD Covid-19, KPK Periksa Song Sung Wook dan Agus Subarkah
- Dunia Hari Ini: Mantan Menhan Israel Tuduh Negaranya Ingin Bersihkan Etnis Palestina