COVID Varian Campuran Menyebar di Asia Termasuk Indonesia
Jumlah kasus tampaknya cukup stabil di negara-negara Asia Tenggara, di mana banyak warga Australia mungkin bepergian selama masa liburan mendatang.
Sementara itu, banyak negara Pasifik melaporkan kasus yang rendah atau tidak ada kasus meskipun diperkirakan penularan masih terjadi di tengah kualitas pengumpulan data yang tidak memadai.
Di saat Australia bersiap menghadapi gelombang COVID keempat, kini Jepang sedang menghadapi gelombang kedelapan.
Panel pakar Kementerian Kesehatan negara itu telah memperingatkan lonjakan jumlah kasus terbesar sejak pandemi dimulai.
Bulan lalu Jepang mencabut pembatasan perjalanan bagi orang asing yang menyebabkan sekitar setengah juta pelancong luar negeri tiba di sana pada Oktober — lebih dari dua kali lipat dibandingkan bulan sebelumnya.
Negara ini juga memasuki musim dingin, seperti negara belahan utara lainnya Korea Selatan dan Taiwan — meskipun untuk saat ini kasus di Taiwan telah menurun.
Menurut Dr Senanayake, penularan COVID akan terus terjadi tapi dapat menimbulkan lebih banyak masalah di musim dingin, sebagian karena alasan perilaku seperti orang berkumpul bersama di dalam ruangan untuk menghindari hawa dingin.
"Mereka juga harus khawatir tentang 'twindemic' dengan kebangkitan flu, seperti yang kita lihat di Australia," katanya.
Sejumlah negara di Asia termasuk Indonesia kini mengalami penyebaran COVID-19 varian campuran yang dikenal dengan Varian XXB
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Digitalisasi untuk Mendorong Pengembangan Pariwisata Indonesia Perlu Dilakukan
- Universitas Bakrie Jadi Jembatan Pengembangan Industri Halal Antara Indonesia dan Filipina