COVID Varian Campuran Menyebar di Asia Termasuk Indonesia
Menurut pakar penyakit menular Profesor Kim Woo-joo dari Universitas Korea, twindemic diperkirakan terjadi juga di Korea Selatan.
"Sejak akhir Oktober, jumlah kasus harian COVID-19 yang baru terkonfirmasi terus meningkat," kata Dr Kim.
Hal ini karena beberapa penyebab seperti menjamurnya subvarian dari luar negeri, pertemuan massal untuk acara-acara dan pelonggaran pembatasan, meskipun penggunaan masker di dalam ruangan tetap diwajibkan dan masa isolasi tujuh hari tetap disarankan.
"Pemerintah tidak lagi ingin menerapkan langkah-langkah jarak sosial," kata Dr Kim.
Ada juga tingkat kepuasan dari individu, serta tingkat vaksinasi yang rendah untuk dosis keempat dan vaksin bivalen Omicron.
"Meningkatkan tingkat vaksinasi di masyarakat memang diperlukan, tapi tingkat penerimaannya sangat rendah, bahkan dibandingkan dengan Amerika Serikat," ucapnya.
Dr Kim memperkirakan gelombang yang meningkat dengan BQ.1 dan BQ.1.1 muncul sebagai subvarian yang dominan.
Cabang BQ.1 juga diperkirakan akan menyebabkan peningkatan infeksi di Eropa, Amerika Utara, dan Afrika, tapi ceritanya berbeda di Singapura baru-baru ini.
Sejumlah negara di Asia termasuk Indonesia kini mengalami penyebaran COVID-19 varian campuran yang dikenal dengan Varian XXB
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Digitalisasi untuk Mendorong Pengembangan Pariwisata Indonesia Perlu Dilakukan
- Universitas Bakrie Jadi Jembatan Pengembangan Industri Halal Antara Indonesia dan Filipina