Coway Optimistis dengan Teknologi Reverse Osmosis
Senin, 26 September 2011 – 07:34 WIB

Coway Optimistis dengan Teknologi Reverse Osmosis
JAKARTA - Coway Indonesia buka cabang pertama. Sebagai tahap awal, produk yang ditampilkan adalah Reverse Osmosis. Kantor cabang dan showroom pertama itu bertujuan melayani kebutuhan masyarakat Jakarta, Tangerang, dan Banten. Dia mengaku target penjualan Coway sampai dengan akhir tahun minimal 1500 unit. Market share di Indonesia diharapkan bisa mencapai 70 persen . Sekarang ini market share masih di pimpin oleh Advance yg sudah hadir sejak 11 tahun yg lalu, dan cara penjualan dengan tunai.
"Kami membuka kantor pertama karena melihat semakin kuatnya pertumbuhan domestik di Indonesia," kata Chairman Coway Indonesia, Apit D Haripin di Jakarta. Menurutnya, kantor penjualan pertama dan showroom di Gading Serpong ini diarahkan untuk melayani kebutuhan masyarakat Jakarta, Tangerang, khususnya dan Banten pada umumnya dan juga merupakan bagian dari rencana pembukaan kantor cabang Coway di seluruh wilayah Indonesia.
Baca Juga:
Apit mengatakan, kehadiran kantor penjualan dan showroom ini menjadi bukti kuat bahwa animo masyarakat Banten sangat tinggi terhadap produk Coway Reverse Osmosis yang didatangkan dari Korea. "Padahal, kami baru menawarkannya belum lama, juga tidak terlepas dari kesuksesan produk Coway Reverse Osmosis yang merupakan produsen penghasil water filtration nomor satu di dunia sejak 1989 dan produknya sudah digunakan lebih dari 4,5 juta orang di seluruh dunia,” jelas Apit.
Baca Juga:
JAKARTA - Coway Indonesia buka cabang pertama. Sebagai tahap awal, produk yang ditampilkan adalah Reverse Osmosis. Kantor cabang dan showroom pertama
BERITA TERKAIT
- Porang Jadi Andalan Baru Sidrap, Ekspornya Sampai Eropa
- Krakatau Steel Genjot Produksi Baja Tahan Gempa
- Membaca Ulang Arah Industri Baja Nasional Lewat Kasus Inggris
- Hari Ini Pemprov DKI Gratiskan Tarif Transjakarta Khusus Untuk Perempuan
- Iwan Sunito Siap Dukung Program 3 Juta Rumah Lewat Kolaborasi Swasta
- Rencana Impor Diklaim Tak Bakal Ganggu Swasembada Pangan Nasional