Cowboy dan Dia

Cowboy dan Dia
Dahlan Iskan di ladang gandum di pedesaan Amerika Serikat menjelang panen. Foto: Disway

Kesimpulannya: cowboy yang sebenarnya sudah tidak ada. Sejak kapan? Sejak tidak lama setelah jalan kereta api dibangun. Dari pantai timur ke pantai barat. Membelah daratan benua Amerika. Pada tahun 1869. Waktu itu buyutnya Via Valen belum lahir.

Sejak itu pendatang dari wilayah timur bermigrasi ke tengah. Menguasai wilayah maha luas. Yang selama itu jadi wilayah pengembaraan suku-suku Indian.

Lalu, jalan-jalan dibangun. Tanah dikapling. Ternak tidak bebas lagi. Sistem peternakan berubah: menjadi sistem ranch. Tanahnya luas tapi menjadi ada batas. Ada pagar.

Kemarin saya ketemu pemilik ranch dari Colorado. Kumisnya dipelihara sampai panjang. Dirawat. Dibentuk. Mirip tanduk sapi.

Dia memiliki 400 sapi. Di ranch-nya seluas 400 acres. Lalu sekarang sistem itu mulai berubah lagi.

Jumat kemarin saya mengunjungi peternakan model baru. Maksudnya model setelah sistem cowboy hilang. Diskusi di situ.

Dan lagi cowboy yang sebenarnya adalah orang kulit hitam. Atau orang dari Mexico. Bukan orang kulit putih seperti dalam film-film.

Orang kulit putih adalah juragan. Cowboy adalah buruh. Pengembala sapi. Tentu juragannya juga sering mengenakan pakaian ala cowboy. Dan suka naik kuda.

Sudah sepuluh tahun belakangan saya lebih banyak menjelajah wilayah tengah, barat, timur dan selatan AS. Kesimpulannya: cowboy yang sebenarnya sudah tak ada.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News