CPO dan Karet Gagal di APEC
AS Halangi Status Ramah Lingkungan
Rabu, 24 April 2013 – 11:17 WIB
Negara-negara maju beranggapan produk CPO dan karet Indonesia merusak lingkungan, khususnya keberlangsungan hutan. Padahal, jika produk itu berhasil masuk, tarif ekspor bisa kecil, maksimal 5 persen. Menurut Gunardi, itu bisa menguntungkan perekonomian Indonesia. Sebagai gambaran, EGs merupakan fasilitas fiskal yang disepakati anggota APEC berupa pengurangan tarif masuk. Jika suatu produk masuk daftar tersebut, bea masuk ditetapkan di bawah 5 persen. Saat ini, ada 54 produk yang terdaftar dalam EGs. (uma/c6/kim)
JAKARTA - Rencana pemerintah memasukkan produk minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) dan karet dalam daftar produk ramah lingkungan atau environmental
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi