CPO Indonesia-Malaysia Capai 80 Persen Produksi Dunia
jpnn.com, JAKARTA - Menteri Pertanian Amran Sulaiman meminta Uni Eropa tak mengkritisi standar proproduk minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) Indonesia.
Pernyataan itu menanggapi keluarnya resolusi parlemen Uni Eropa terkait sertifikasi produk sawit dan pelarangan biodiesel berbasis sawit.
Menurut parlemen Uni Eropa, sawit masih menciptakan banyak masalah.
Mulai deforestasi, korupsi, pekerja anak-anak, sampai pelanggaran hak asasi manusia (HAM).
”Selama ini, Indonesia memiliki standar sertifikasi sendiri untuk produk sawit dan turunannya, yaitu Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO),” terang Amran saat ditemui di Balai Kartini, Senin (10/4).
Dia melanjutkan, Indonesia telah memiliki standar yang sama dengan Malaysia melalui roundtable on sustainable palm oil (RSPO).
Menurut Amran, jika digabung, jumlah CPO Indonesia dan Malaysia bisa mencapai 80 persen dari total produksi CPO di dunia.
”Kami punya standar untuk pertanian yang berkelanjutan. Silakan kalau negara lain mau urus standarnya sendiri,” ucapnya.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman meminta Uni Eropa tak mengkritisi standar proproduk minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) Indonesia.
- Bisnis Pergudangan Makin Menjanjikan, Simba Lengkapi Fasilitas Substansial
- Aplikasi Jajan Jajanan Lokal jadi Penguat Rantai Pasok Digital Ekraf di Indonesia
- Bank Digital Kian Bermunculan, BNC Beber Strategi Jitu, Simak
- Berhasil Memimpin MIND ID, Hendi Prio Sabet Penghargaan
- PTPN Rilis Varietas Kultur Jaringan Kelapa Sawit dengan Potensi CPO Tinggi
- Menaker Yassierli Tegaskan Pentingnya Integritas dan Reformasi Pengawas Ketenagakerjaan