Crazy Rich Asians Menggila di Amerika
jpnn.com - Moviegoers, tampaknya, masih sulit move on dari kegilaan Crazy Rich Asians. Pada pekan kedua, film arahan Jon M. Chu itu masih kencang meraup pendapatan fantastis. Yakni, mencapai USD 25 juta (Rp 365,7 miliar) dari 3.526 bioskop di Amerika Utara.
Dengan begitu, Crazy Rich Asians masih mempertahankan posisi puncak di box office domestik selama dua minggu.
Film tersebut hanya mengalami penurunan 5,7 persen dari angka USD 26,5 juta (Rp 387,7 miliar) yang didapat pada pekan pembuka. Sebuah capaian yang cukup langka bagi film yang dirilis di luar pekan liburan.
Dua film terakhir yang meraih capaian serupa adalah The Sixth Sense (1999) yang turun 3,4 persen dari pekan pertama ke pekan kedua dan The Fugitive (1993) dengan penurunan 5,6 persen.
Pada pekan pertama lalu, film adaptasi novel Kevin Kwan itu mencetak sejarah sebagai film komedi-romantis pertama dengan pendapatan tertinggi sejak Trainwreck (2015).
''Ini signifikan karena film itu menghasilkan banyak pendapatan pada Sabtu ini, sebanyak ia meraup pada Sabtu sebelumnya,'' kata Jeff Goldstein, presiden distribusi domestik Warner Bros., sebagaimana dilansir dari Hollywood Reporter.
Goldstein mencatat, demografi penonton film tersebut pada pekan kedua makin melebar, bukan lagi dari kalangan Asia-Amerika. Misalnya, jumlah penonton dari ras Kaukasia yang meningkat dari 41 persen menjadi 48 persen.
Kemudian, ada penonton Hispanik yang jumlahnya naik dari 11 persen menjadi 13 persen. Jumlah penonton Afrika-Amerika juga naik menjadi 9 persen dari 6 persen.
Moviegoers, tampaknya, masih sulit move on dari kegilaan Crazy Rich Asians. Pada pekan kedua, film arahan Jon M. Chu itu masih kencang meraup pendapatan
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer
- Trump Bakal Menghukum Petinggi Militer yang Terlibat Pengkhianatan di Afghanistan
- Joe Biden Izinkan Ukraina Pakai Rudal Jarak Jauh AS untuk Serang Rusia
- Medali Debat
- Prabowo Bertemu Joe Biden, Bahas Situasi di Gaza