CREW Beras

Oleh: Dahlan Iskan

CREW Beras
Dahlan Iskan. Foto/ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

Belum terlalu kelihatan di lapangan. Mungkin masih harus belajar memahami ekosistemnya.

Baca Juga:

Misalnya saat panen tiba. Wilmar harus berhati-hati. Wilmar harus menunggu dulu penetapan patokan harga beli dari pemerintah.

Kadang ketika harga patokan keluar, kenyataan di lapangan sudah lebih tinggi. Wilmar ragu apakah ikut harga pasar atau harga yang ditetapkan pemerintah.

Di lapangan, tahun-tahun terakhir pedagang gabah juga aktif melakukan pembelian langsung ke petani. Mereka adalah "pedagang mandiri". Pedagang kelas menengah. Pakai uang mereka sendiri. Mereka bisnis beras dengan cara membeli gabah.

TP Rachmat juga terjun ke bisnis beras. Pengusaha terkemuka ini bisnis beras lewat bendera PT Belitang Panen Raya (BPR). Itu bagian dari PT Sumber Energi Pangan (SEP) di bawah naungan Triputra Group.

Dalam kerja sama itu, kelihatannya Wilmar Padi akan bertindak mirip Bulog-nya swasta. Di saat panen Wilmar membeli gabah, digiling di pabriknya jadi beras. Itulah beras merek Sania.

Sukarto Bujung juga terjun ke beras. Awalnya dia pedagang beras di Palembang. Lalu mendirikan PT Buyung Poetra Sembada Tbk, bergerak di beras premium.

Kode emitennya HOKI. Merk berasnya Topi Koki.

Dari segi semangat, ketulusan, dan loyalitas ke sektor pertanian saya tidak ragu: delapan orang yang tergabung dalam CREW 8 adalah prajurit-prajurit sejati.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News