Crossborder Festival Kemenpar di Merauke Pikat Warga Papua Nugini

Crossborder Festival Kemenpar di Merauke Pikat Warga Papua Nugini
Crossborder Festival Kemenpar di Merauke Pikat Warga Papua Nugini

”Skema mengajak masyarakat Papua Nugini itu harus cerdas. Kemenpar sudah melakukan itu, yakni dengan mengajak dan mengunci kepala suku yang satu klan, maka dia akan membawa massanya. Daerah yang dekat dengan Merauke adalah Kota Daru Papua Nugini, nah kalau pimpinannya sudah nyebrang ke kita, pasti yang lain ikut nyebrang. Jika sudah joget bersama Wonderful Indonesia, pasti yang lain ikut joget, sudah tepat yang dilakukan Kemenpar ini,” kata Abraham.

Selama ini, imbuh Abraham, mayoritas masyarakat Papua Nugini yang berkunjung ke Indonesia untuk keperluan jual beli atau bergerak di bidang ekonomi. Namun, keuntungan Indonesia sangat baik jika mereka membelanjakan uangnya di tanah air. Karena satu Kina -mata uang Papua Nugini- sama dengan Rp 4 ribu.

”Jadi tahun depan, sudah bisa saya pastikan mereka membelanjakan uangnya untuk pariwisata,” ujar pria bertubuh tambun itu. 

Lantas mengapa musiknya beraliran reggae? Kepala Bidang Festival Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran Asia Pasifik Kemenpar Adela Raung mengatakan, mayoritas musik yang digandrungi oleh Papua Nugini memang reggae. ” Genre-nya reggae, harus ada beat-nya. Mereka suka berdisko, lihat saja mereka langsung happy dan bergoyang,”ujar Adela.

Wanita asal Manado itu menjelaskan, Crossborder Festival kali ini  merupakan acara yang  kedua yang digelar Kemenpar untuk menyasar Papua Nugini. Acara yang pertama digelar di tempat yang sama saat hari kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 2016.

Crossborder Festival, imbuh Adela, merupakan wisata perbatasan yang relatif murah bagi wisatawan mancanegara. Strategi yang akan dilakukan terkait crossborder tourism adalah membuka direct route ke beberapa daerah pariwisata yang banyak diminati.

Kemenpar tak ingin membuang peluang sekecil apapun untuk mendatangkan wisatawan demi target 20 Juta Wisman di tahun 2019 mendatang. “Kuncinya adalah musik, seni-budaya, dan kuliner ini untuk menggaet pasar negara tetangga. Apalagi mereka masuk ke Indonesia juga bebas visa kunjungan (BVK),” kata Adela.

Dia pun berharap Crossborder Festival di Merauke untuk Papua Nugini ini bukanlah yang terakhir.  ”Semoga tahun depan di 2017 bisa berlanjut atau dengan skema yang lain dan semakin menarik,” katanya.

JAKARTA - Perhelatan Crossborder Festival yang digelar Kementerian Pariwisata (Kemenpar) di perbatasan Indonesia-Papua Nugini di Lapangan Sota, Merauke

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News