CSIS Luncurkan Dashboard untuk Memotret Tren Ujaran Kebencian di Twitter

"Sehingga pecah menjadi konflik terbuka yang mengakibatkan banyak korban jiwa," ucapnya.
Karena itu, Philips mengatakan penting bagi peneliti dan pemerintah untuk melihat peningkatan frekuensi ujaran kebencian yang dilakukan berbagai kelompok masyarakat.
Agar dapat segera melakukan mitigasi konflik.
"Dashboard ini berperan untuk memotret tren (ujaran kebencian, red) dan kemudian mendorong rekomendasi-rekomendasi kebijakan," ucapnya.
Seluruh peneliti, termasuk para analis kebijakan yang berada di berbagai kementerian terkait, dapat memanfaatkan data yang ditampilkan di dashboard ujaran kebencian untuk melakukan analisis kebijakan.
"Sehingga dapat memitigasi persoalan terkait hate speech dan konflik sosial maupun politik di Indonesia," katanya.
Dashboard ujaran kebencian saat ini hanya tersedia dalam bahasa Inggris.
CSIS juga masih membatasi fokus ujaran kebencian pada serangan-serangan yang ditujukan ke Ahmadiyah Indonesia, Syiah Indonesia dan etnis Tionghoa-Indonesia.
CSIS meluncurkan dashboard untuk memotret tren ujaran kebencian di platform daring, khususnya Twitter
- Ratusan Warga Muslim Tewas akibat Gempa Bumi di Myanmar
- Ketua Wanbin PKTHMTB Karawang Dorong Masyarakat Pemilik IPHPS Maju dan Sejahtera
- Menteri Kardin Puji Aksi Heroik PMI Selamatkan Warga dan Lansia Dalam Kebakaran Hutan di Korsel
- PLN IP Berhasil Penuhi Kebutuhan Listrik Saat Idulfitri
- Diduga Menista Agama, Selebgram Ini Dipanggil Intel Polres
- Rencana Dedi Mulyadi Sulap Gedung Pakuan Jadi Museum, Alasannya