CSIS Luncurkan Dashboard untuk Memotret Tren Ujaran Kebencian di Twitter
"Sehingga pecah menjadi konflik terbuka yang mengakibatkan banyak korban jiwa," ucapnya.
Karena itu, Philips mengatakan penting bagi peneliti dan pemerintah untuk melihat peningkatan frekuensi ujaran kebencian yang dilakukan berbagai kelompok masyarakat.
Agar dapat segera melakukan mitigasi konflik.
"Dashboard ini berperan untuk memotret tren (ujaran kebencian, red) dan kemudian mendorong rekomendasi-rekomendasi kebijakan," ucapnya.
Seluruh peneliti, termasuk para analis kebijakan yang berada di berbagai kementerian terkait, dapat memanfaatkan data yang ditampilkan di dashboard ujaran kebencian untuk melakukan analisis kebijakan.
"Sehingga dapat memitigasi persoalan terkait hate speech dan konflik sosial maupun politik di Indonesia," katanya.
Dashboard ujaran kebencian saat ini hanya tersedia dalam bahasa Inggris.
CSIS juga masih membatasi fokus ujaran kebencian pada serangan-serangan yang ditujukan ke Ahmadiyah Indonesia, Syiah Indonesia dan etnis Tionghoa-Indonesia.
CSIS meluncurkan dashboard untuk memotret tren ujaran kebencian di platform daring, khususnya Twitter
- KPK Lanjutkan Penyidikan Kepada Karna Suswandi
- Kementerian LH Tutup Pembuangan Sampah Ilegal di Bekasi
- LBH Semarang Sebut Penembakan Sewenang-wenang oleh Polisi Tidak Bisa Dibenarkan apa pun Alasannya
- Kasus Polisi Tembak Polisi, AKP Dadang Iskandar Dipecat dari Polri
- BKN Ingatkan Mulai Hari Ini Cetak Kartu Peserta Seleksi PPPK 2024
- Dijatuhi Hukuman PTDH, AKP Dadang Iskandar Diam Saat Namanya Dipanggil