Cuaca Buruk, Banyak Ayam Mati

Cuaca Buruk, Banyak Ayam Mati
Cuaca Buruk, Banyak Ayam Mati
TARAKAN – Harga daging ayam potong yang melonjak sejak sebulan belakangan ternyata disebabkan oleh banyaknya ayam ternak lokal mati. Kematian ayam di Tarakan selama sebulan terakhir mencapai 40 persen. Berkurangnya suplai ayam inilah yang kemudian mengakibatkan melonjaknya harga daging yang cukup drastis.

Pemerintah Kota Tarakan melalui dinas peternakan berencana menambah suplai daging ayam dengan daging ayam beku dari Surabaya untuk penekanan harga pasar. Kepala Bidang Bina Usaha di Dinas Peternakan Kota Tarakan, Sugeng mengaku kematian ayam yang mengakibatkan kurangnya suplai daging ayam di Tarakan lebih dikarenakan oleh faktor cuaca yang dominan berubah-ubah. 

"Kematian ayam itu, pertama karena cuaca yang tidak bagus dan cenderung berubah-ubah, kemudian DOC-nya ada sebagian yang kurang bagus, dan ketiga dikarenakan penyakit akibat suhu yang kurang bagus. Tidak hanya itu, ada juga manajemen beternak yang masih perlu diperbaiki kedepannya," jelas Sugeng.

Dikatakan Sugeng, tepatnya pada tanggal 17 Januari lalu, pihaknya mengadakan rapat bersama dengan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM (Disperindagkop) serta seluruh pengusaha yang mensuplai ayam di seluruh Tarakkan untuk membicarakan hal ini. Standar suplai ayam di Tarakan saat ini mencapai 8 ribu ekor, tetapi kebutuhan tersebut tak dapat dipenuhi dari peternak lokal mengingat banyaknya ayam yang mati sehingga terjadi peningkatan harga yang cukup tajam. “Kalau dihitung kebutuhannya, anggaplah satu ekor timbangannya 1,5 kilogram dikali 8 ribu, jadi dalam sehari kebutuhan bersih kita sampai 13.500 kilogram,” urai Sugeng.

TARAKAN – Harga daging ayam potong yang melonjak sejak sebulan belakangan ternyata disebabkan oleh banyaknya ayam ternak lokal mati. Kematian

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News