Cuaca Ekstrem, Gowes 12 Jam di Medan Berat

Lombok Audax Diikuti Peserta dari Sembilan Negara

Cuaca Ekstrem, Gowes 12 Jam di Medan Berat
Peserta Lombok Audax 2013 menerobos derasnya hujan di kawasan Sambeliu, Lombok. FOTO : HENDRA EKA/JAWA POS

Namun, hujan justru dianggap sebagai keberuntungan bagi peserta. Mereka justru lebih susah jika cuaca terus-menerus panas. Itu membuat tubuh gampang kehilangan cairan dan tenaga. "Hujan pagi, siang, dan sore justru menguntungkan. Lebih baik daripada kepanasan," kata Johny Soefianus, finisher SRBC (Surabaya Road Bike Community).

Tantangan perdana tersebut sukses ditaklukkan dengan penuh semangat oleh para peserta. Para cyclist sangat menikmati tanjakan itu. "Mungkin karena masih awal, tubuh masih fresh. Jadinya kita nyaman sampai nggak terasa sudah di stop pertama," kata Cipto Suwarno Kurniawan dari komunitas One Mille Pasuruan.

Ibaratnya, Pusuk Pass hanya jadi "appetizer" alias makanan pembuka bagi mereka. Menu utama adalah rute dari stop kedua di Selengan menuju stop ketiga di Obel-Obel, Kabupaten Lombok Timur. Meski di pinggir pantai, tanjakannya curam karena harus mendaki bukit-bukit kecil nan curam. 

Jika tanjakan di Pusuk hanya sekitar 10-12 persen, tanjakan menjelang stop ketiga mencapai 20 persen lebih. Ada juga yang mencapai 18 persen. Jalurnya curam dengan turunan tajam. Turunan tajam tersebut tak bisa dianggap sebagai "bonus" karena bentuk jalan yang membahayakan. Mereka justru harus menahan sepeda agar tidak terlalu kencang. Sekali lepas, mereka bisa terpelanting.

Karena itu, jika ditanya manakah rute yang paling berat, para peserta kompak menjawab: rute ketiga! Meskipun panjang tanjakan tidak sejauh Pusuk, jalan menuju Obel-Obel dipenuhi bukit-bukit curam dengan tanjakan yang gila. "Penginnya kita langsung meluncur, tapi itu malah berbahaya," kata Ketua SRBC Teddy Moelijono. 

Dari Obel-Obel menuju stop keempat di Autore Pearls, tempat makan siang, juga membutuhkan tenaga yang tidak sedikit. Variasi sejumlah tanjakan tercatat 6-8 persen dan 8-10 persen. Namun, rute menanjak tersebut terbilang sangat panjang. Setelah melintas di stop keempat, jalur cenderung flat hingga finis. Peserta pun langsung membentuk dua kelompok, fast group dan normal group. Dua etape menjelang finis, rombongan kembali disatukan karena hari sudah gelap.

Di antara total 82 peserta, sebagian besar murni mencapai finis dengan waktu yang bervariasi. Hampir tidak ada peserta yang harus loading sepeda. Selain menguras tenaga, mereka mampu melewati sejumlah tantangan alam yang muncul. Ada banjir kecil, air mengalir deras menyeberang jalan, jalanan rusak, jembatan diperbaiki, dan sebagainya. 

Memang, sejumlah insiden kecil sempat terjadi, tapi tidak memeng­aruhi jalannya acara. "Kami bersyukur acara berlangsung relatif tanpa masalah. Hampir semua peserta sampai finis. Itu menunjukkan bahwa mereka adalah peserta yang terpilih, bukan sembarangan," kata Direktur Utama PT Jawa Pos Koran Azrul Ananda.

LOMBOK BARAT - Para peserta Lombok Audax akhirnya merampungkan "derita" long distance cycling 300 kilometer tadi malam. Start pukul 04.00

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News