Cuaca Ekstrem, Kota Semarang Dilanda Banjir, Longsor hingga Pohon Tumbang

Cuaca Ekstrem, Kota Semarang Dilanda Banjir, Longsor hingga Pohon Tumbang
Kejadian pohon tumbang menutupi Jalan Talangsari, Kota Semarang. FOTO: Disperkim Kota Semarang.

"Kondisi saat ini di Kelurahan Cangkiran sudah surut tidak ada genangan. Nihil korban jiwa," kata Endro.

Namun, berdasarkan data yang dihimpun JPNN.com, terdapat sejumlah titik genangan air. Di antaranya di daerah Tlogosari sekitaran Jembatan Nogososro, Jalan Pantura di depan Rumah Sakit Islam (RSI) Sultan Agung hingga perbatasan Kabupaten Demak.

Insiden lain, yaitu rumah roboh di Kelurahan Tanjung Mas, Kecamatan Semarang Utara. Sebuah rumah berukuran 4 × 5 meter persegi yang dihuni lima jiwa tersebut roboh setelah diterjang hujan disertai angin. Kerugian ditaksir Rp 25 juta.

Berikutnya yang terdampak puting beliung terjadi di sebuah rumah di Kelurahan Pakintelan, Kecamatan Gunungpati. Atap rumah dengan ukuran ± 10 × 7 meter persegi terbang terhempas angin. Kerugian ditaksir Rp 30 juta.

"Kami berharap masyarakat dapat meningkatkan kewaspadaan akibat bencana hidrometeorologi," ujar Endro.

Bencana hidrometeorologi ini juga berdampak pohon tumbang di sejumlah titik. Di antaranya di Jalan Abdul rahman Saleh, Jalan Ki Mangun Sarkoro, Jalan MT Haryono, Jalan Untung Suropati, Jalan Suratmo, Jalan Trimulyo, Jalan Talangsari, Jalan Kompol Maksum, Jalan Kelud Raya, Kampung Sekere Unnes, dan di samping Lapas Semarang.

"Keseluruhan laporan pohon tumbang tersebut sudah teratasi pagi ini," kata Kepala Disperkim Kota Semarang Yudi Wibowo kepada JPNN.com, Kamis (30/1).

Terpisah, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan cuaca ekstrem yang melanda Kota Semarang diprediksi akan berlangsung hingga awal Februari 2025.

Kota Semarang dilanda banjir, longsor hingga pohon tumbang akibat cuaca ekstrem.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News