Cuaca Ekstrem, Sejumlah Nelayan Kupang Berhenti Melaut
jpnn.com, KUPANG - Sejumlah nelayan di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, saat ini berhenti melaut dan mengamankan kapal mereka akibat kondisi cuaca ekstrem yang tengah melanda NTT.
Hal itu diungkap Kepala Seksi Komunikasi dan Informasi Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Kupang Abdul Wahab Sidin ketika dihubungi di Kupang, Minggu (26/12).
Dia mengatakan hal itu berkaitan dengan dampak ekstrem berupa hujan deras dan angin kencang terhadap aktivitas melaut para nelayan di Kota Kupang.
"Kapal pole and line, hand line, dan juga lampara yang bermangkal di Kota Kupang saat ini tidak melaut, mereka parkir untuk berlindung di sekitar perairan Pulau Semau," kata Abdul Wahab Sidin.
Dia menjelaskan saat ini pihak otoritas terkait juga tidak mengeluarkan surat izin berlayar bagi kapal nelayan hingga 4 Januari 2022 akibat cuaca ekstrem.
"Dengan demikian kapal-kapal nelayan juga tidak bisa beroperasi untuk sementara waktu hingga izin bisa diterbitkan kembali," jelasnya.
Menurut dia, sebagian besar nelayan mengamankan kapal di sekitar perairan Pulau Semau, Kabupaten Kupang, karena tidak ingin mengalami kerusakan pada kapalnya seperti saat badai siklon tropis Seroja pada April 2021 lalu.
"Saat Badai Seroja, ratusan kapal nelayan rusak bahkan ada yang hilang hingga saat ini sehingga nelayan juga masih trauma," katanya.
Sejumlah nelayan di Kota Kupang saat ini berhenti melaut dan mengamankan kapal mereka akibat kondisi cuaca ekstrem yang tengah melanda NTT.
- Jelang Pencoblosan, Melki-Johni Unggul di Pilgub NTT Versi Survei WRC
- Kaesang Minta Kader dan Legislator PSI Bekerja Lebih Keras demi Kemenangan di Kupang
- Seorang Nelayan Asal Pandeglang Tewas Tersambar Petir Saat Melaut, Tim SAR Bergerak
- Survei LPMM: Melki Laka Lena-Jhoni Asadoma Ungguli 2 Rivalnya
- Pemerintah Terus Mendorong KUR yang Hampir 10 Tahun Berjalan untuk Usaha Produktif
- Ombudsman: Perlindungan BPJS Ketenagakerjaan Bagi Petani dan Nelayan Sangat Penting