Cucu Bung Karno
Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Tanpa kerja keras, tanpa ikhtiar seseorang mendapatkan privilese sosial hanya karena kebetulan mengalir darah keturunan tertentu.
Orang menyebutnya politik dinasti, politik keturunan, politik primordialisme. Semuanya adalah atribusi terhadap aktivitas politik yang dianggap tidak modern.
Politik nasab, politik dinasti sudah ada sepanjang peradaban manusia, dan tetap ada di zaman milenial sekarang ini.
Sudah ada demokrasi, tetapi masih tetap ada juga monarki. Di negara-negara demokrasi paling modern, seperti Amerika Serikat pun, politik dinasti masih ada. Mulai dari dinasti Kennedy, dinasti Bush, atau juga keluarga Clinton.
Di Indonesia, politik nasab terasa sangat kental. Tuah Soekarno masih sangat kuat menjadi daya tarik.
Anak-cucu Soekarno tetap menjadi daya tarik politik yang kuat. Soekarno, mungkin, tidak secara sengaja membangun dinasti politik. Akan tetapi, sampai sekarang anak turunannya mendapatkan berkah dan tuah dari Soekarno.
Orang lain yang tidak punya nasab politik harus kerja keras pontang-panting untuk mendapatkan jabatan politik. Akan tetapi, anak keturunan Soekarno bisa mendapatkannya tanpa harus bersusah payah.
Banyak juga bahkan yang tidak perlu turun ke konstituen di daerah pemilihan, tetapi tetap terpilih setiap lima tahun.
Puan Maharani sudah punya nasab, dan sangat mungkin sudah mempersiapkan nisab lebih dari cukup. Sekarang Puan tinggal menunggu nasib.
- Semangati Hasto, Ganjar Hadir di Pengadilan Tipikor
- Tonton Teater Imam Bukhari-Sukarno, Megawati Sampaikan Pesan Penting
- Peluang Pertemuan Mega-Prabowo Masih 50:50, Ray Rangkuti Singgung Hasrat Puan dan Dasco
- Ini Pesan Megawati untuk Prabowo Lewat Didit
- Hadiri Open House di Rumah Ketua MPR, Puan Ungkap Pembicaraan Politik
- Potensi Cuaca Ekstrem Saat Arus Mudik 2025, Puan Beri Imbauan