Cukong Pilkada Cenderung Incar Perizinan
Pada masa pandemi kampanye lebih banyak dalam bentuk daring, kampanye berbasis media sosial maupun berbasis digital.
Namun, tetap saja membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Di sinilah kemudian para cukong bermain menawarkan bantuan.
Mereka berani menggelontorkan hingga 20 persen dari modal kampanye yang dibutuhkan.
Ketika jagoannya menang, mereka bisa mendapat izin tambang misalnya. Baik itu untuk mengeksplorasi batu bara, minyak, gas, mineral dan lain lain yang ada di daerah tersebut.
"Bandar politik bisa memperoleh keuntungan 80 persen, sementara mereka hanya mengelontorkan 20 persen saja di awal sebagai modal kampanye untuk calon kepala daerah," katanya.
Lebih lanjut Pangi mengatakan, praktik-praktik tersebut dapat terjadi karena pepatah lama mengatakan, tidak ada makan siang gratis (no free lunch).
Biasanya, muara bantuan modal kampanye dari para cukong berbentuk perizinan nantinya.
"Cukong dan bandar politik untung besar, sementara yang tertinggal adalah kerusakan alam, sisa penambangan. Rakyat yang dirugikan," pungkas Pangi.(gir/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Pangi membeberkan hasil analisisnya di mana para cukong di pilkada cenderung mengincar perizinan saat pasangan calon kepala daerah yang dimodali terpilih.
Redaktur & Reporter : Ken Girsang
- Berkat Kekompakan TNI-Polri, Pengamanan Pilkada Siak Jadi Role Model di Riau
- Bang Zul Sebut Rakyat Mendapat Manfaat Jika Pilkada Dipilih Langsung
- DPP KNPI Dukung Gagasan Presiden Prabowo Tentang Penyederhanaan Sistem Pilkada
- Pilkada Berjalan Lancar, Polisi di Pelalawan Berbagi dengan Warga di Masjid
- MK Didorong Saring Perkara Perselisihan Pilkada yang Bukan Kewenangannya
- Soal Pilkada Disebut Berongkos Mahal, Deddy PDIP: Jangan Menyalahkan Rakyat